STRUKTUR
HEWAN
JARINGAN
SARAF
DOSEN
PEMBIMBING:
Dr.SUPIANA
DIAN N.M,Kes.
OLEH
: ALI MUSTHOFA
2013-A
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PGRI RONGGOLAWE (UNIROW) TUBAN
Jalan raya manuggal no.61 tuban.Telp.(0356)322233
2015
JARINGAN
SARAF
Pendahuluan
Susunan
saraf manusia merupakan bagian tubuh yang paling kompleks dan dibentuk oleh
lebih dari 100 juta sel saraf (neuron),
dan didukung oleh sel-sel Glia yang jumlahnya lebih banya. Rata-rata setiap
neuron memiliki sekurang-kurangnya seribu hubungan dengan neuron lain,
membentuk suatu sistem komunikasi yang
sangat kompleks. Fungsi suatu neuron adalah satu set proses koordinasi yang
bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu. (Campbell, 2004)
Jaringan
saraf tersebar di seluruh tubuh berupa jalinan komunikasi terpadu. Secara
anatomis, susunan saraf dibagi dalam susunan
saraf pusat (otak dan medulla spinalis) dan susunan saraf tepi (serat saraf dan ganglion saraf). Secara
struktural, jaringan saraf terdiri atas dua golongan sel: sel saraf / neuron dan beberapa jenis sel glia (Yn.glia, perekat).
(Subowo, 2013). Neuron berespons terhadap perubahan (stimulus) lingkungan
dengan mengubah perbedaan potensial yang ada antara permukaan luar dan dalam
dari membran. Sel-sel dengan sifat ini disebut dapat dirangsang (exitable) atau dapat diganggu (irritable). Neuron segera bereaksi terhadap
stimulus dan modifikasi potensial listrik dapat terbatas pada tempat yang
menerima stimulus atau dapat disebarkan ke seluruh bagian neuron oleh membran.
Penyebaran ini, disebut potensial aksi
atau impuls saraf, mampu
melintasi jarak yang jauh; impuls saraf meneruskan informasi ke neuron lain,
otot dan kelenjar.
Melalui
proses pembentukan, analisis, identifikasi dan pengentegrasian informasi, maka
susunan saraf membentuk dua kelompok fungsi yang besar: stabilisasi kondisi
internal (mis, tekanan darah, kandungan O2 dan CO2, pH,
kadar glukosa darah dan kadar hormon); dan pola perilaku (mis, makan,
reproduksi, pertahanan, interaksi dengan makhluk hidup lainnya).
1. NEURON
Sel saraf atau neuron, adalah satuan anatomis dan
fungsional independen dengan ciri morfologis majemuk. Mereka berperan pada
penerimaan, penghantaran dan pemrosesan rangsang; pencetus aktivitas sel
tertentu; dan pelepas neurotransmiter dan molekul-molekul penyampai informasi
lainnya.
Neuron terdiri dari
tiga bagian(Koes Irianto, 2013):
1. Dendrit, yang merupakan juluran-juluran panjang dikhususkan
untuk menerima stimulus dari lingkungan, dari sel epitel sensoris atau dari neuron lain.
2. Badan sel atau perikarion, yang merupakan pusat tropik untuk seluruh sel saraf
dan peka terhadap rangsang.
3. Akson, yang merupakan juluran tunggal yang dikhususkan untuk
membangkitkan atau menghantar impuls saraf ke sel lain (sel saraf, otot dan sel
kelenjar).
gambar: bagian neuron
Kategori neuron
berdasar ukuran dan bentuk julurannya (Koes Irianto, 2013):
1. Neuron multipolar, yang memiliki
lebih dari dari 2 juluran, satu adalah akson dan lainnya dendrit. Hampir semua
neuron dalam tubuh adalah multipolar.
2. Neuron bipolar, dengan satu akson dan satu dendrit. Neuron ini
ditemukan dalam ganglion koklearis dan vestibularis selain dalam retina dan
mukosa olfaktorius.
3. Neuron pseudounipolar, yang memiliki satu juluran dekat perikarion yang
bercabang menjadi 2 cabang. Juluran itu membentuk huruf T, dengan satu cabang
meluas ke ujung perifer dan satu lagi ke arah susunan saraf pusat. Neuron ini
terdapat dalam ganglion spinal, ganglion kranial.
gambar:tipe neuron
Penggolongan neuron berdasarkan peran fungsional:
1. Neuron motoris (eferen)
mengendalikan organ efektor seperti serat otot dan kelenjar eksokrin dan
endokrin.
2. Neuron sensoris (aferen), terlibat dalam penerimaan stimulus sensoris dari
lingkungan dan dari dalam tubuh.
3. Interneuron, mengadakan hubungan sesama neuron, membentuk rantai
atau sirkuit fungsional kompleks (seperti pada retina).
2. BADAN SEL ATAU PERIKARION
Perikarion
adalah bagian neuron yang mengandung inti dan sitoplasma di sekelilingnya,
tidak termasuk juluran-juluran sel (Partiwi, 2012). Perikarion kebanyakan
neuron menerima sejumlah besar ujung saraf yang membawa stimulus pembangkit
atau penghambat yang timbul dalam sel-sel saraf lain.
Sel saraf memiliki inti bulat, amat besar, eukromatik
(pucat) dengan anak inti yang jelas. Sel saraf binukleus tampak pada ganglion
simpatis dan sensoris. Daerah bergranul
basofilik
disebut badan Nissl merupakan
retikulum endoplasma kasar dan ribosom bebas. Kompleks Golgi hanya terdapat
dalam perikarion dan terdiri atas deretan sisterna licin secara paralel di
sekitar tepian inti. Neurofilamen banyak
terdapat dalam perikarion dan juluran sl.
3. DENDRIT DAN AKSON
Dendrit
biasanya pendek dan bercabang-cabang seperti pohon. Kebanyakan sel saraf
memiliki banyak dendrit, yang sangat memperluas daerah reseptif sel.
Percabangan dendrit memungkinkan sebuah neuron untuk menerima dan memadukan
sejumlah besar terminal akson dari sel-sel saraf lain. Semua akson berawal dari
daerah berbentuk piramid yang disebut akson
hilok yang keluar dari perikarion(Istamar,2010). Membran plasma dari
akson disebut aksolema isinya
dikenal dengan aksoplasma. Semua
cabang akson dikenal sebagai cabang-cabang
kolateral. Sitoplasma akson (aksoplasma) memiliki sedikit mitokondria,
mikrotubul dan neurofilamen dan beberapa sisterna dari RE licin.
4. HUBUNGAN SINAPS
gambar: sinaps
Sinaps (Yn. Synapsis, Penyatuan) berperan
pada penghantaran satu arah dari impuls saraf.
Sinaps adalah tempat dimana neuron-neuron saling berkontak atau antara neuron
dengan sel efektor lainnya (otot dan sel kelenjar)(subowo, 2013). Hampir semua
sinaps menghantarkan impuls lewat pelepasan neurotransmiter pada terminal akson; mereka adalah substansi
kimiawi yang menginduksi perpindahan impuls saraf ke neuron lainnya atau ke
sebuah sel efektor.
Sinaps
dibentuk oleh suatu terminal akson (terminal
prasinaps) yang menghantarkan impuls; bagian sel lain dimana impuls baru
dibentuk ( terminal pascasinaps);
dan suatu celah sempit intraseluler yang disebut celah sinaps. Bila satu
akson membentuk sinaps dengan sel tubuh disebut suatu sinaps aksosomatik; dengan dendrit, aksodendritik; atau dengan suatu
akson, aksoaksonik. Hampir
semua sinaps merupakan sinaps kimiawi
dan menghantarkan impuls melalui neurotransmiter.
Menurut Tebal Membran
di Tempat Kontak (Subowo,2013);
- Sinaps Asimetris
Celah sinaps pada
membran pasca sinaps penebalan lebih nyata, sifat menggertak / mempercepat
kegiatan alat target, vesikula bulat.
- Sinaps Simetris
Celah sinaps dengan
penebalan sama yang nyata pada membran pra-sinaps dan pre-sinpas. Vesikula di
sini lonjong dan gepeng sifat menghalangi atau melambatkan kegiatan alat
target.
Hampir
semua sinaps merupakan sinaps kimiawi dan menghantarkan impuls saraf melalui
hubungan celah (gap junctions) yang melewati membran pre dan pascasinaps.
5. SEL GLIA DAN AKTIVITAS NEURON
Sel-sel
glia jumlahnya 10 kali lebih banyak daripada neuron pada otak mamalia; sel-sel
ini mengelilingi perikarion bersama dengan aksonnya dan dendrit serta menempati
ruang interselular. Penggolongan menurut asal dan fungsinya(Campbell, 2004.)
Oligodendrosit
Oligodendrosit (Yn, oligos, kecil + kytos,
sel) menghasilkan selubung mielin yang membentuk penyekat listrik dari neuron
pada susunan saraf pusat.
Sel Schwann
Sel ini memiliki
fungsi yang sama dengan oligodendrosit tetapi berlokasi di sekitar akson pada
susunan saraf perifer. Satu sel schwann membentuk mielin disekeliling satu
akson, berbeda dengan oligodendrosit yang dapat bercabang dan melayani lebih
dari satu neuron beserta julurannya.
Astrosit
Astrosit
(Yn, astron, bintang+kytos) adalah sel yang bentuknya seperti
bintang karena memiliki banyak juluran yang memancar. Sel ini memiliki banyak
filamen yang memperkuat strukturnya.astrosit mengikat neuron pada kapiler dan piamater. Astrosit dengan beberapa juluran panjang
disebut astrosit fibrosa dan
berlokasi di substansi putih (white matter); astrosit protoplasmatis,
dengan banyak cabang-cabang pendek ditemukan ditemukan dalam substansi kelabu.
Sel ependim
Sel ini
merupakan sel epithel kolumner rendah bersilia yang melapisi rongga-rongga pada
susunan saraf pusat
Mikroglia
Sel kecil
yang bentuknya memanjang dengan juluran-juluran pendek yang iregular, inti
selnya panjang dan padat, yang berbeda dengan inti sel-sel glia lainnya yang
berbentuk bulat.
6. SUSUNAN SARAF PUSAT
SSP
terdiri serebrum, serebelum dan medula spinalis(Yusminah, 2012.).
Saraf pusat mengandung ratusan milyar neuron dan neuroglia. Cerebrum mengandung
sel piramid dan cerebellum mengandung sel Purkinje.
Substansi Putih dan
Kelabu
Substansi putih adalah akson yang
bermielin dan oligodendrosit yang memproduksi mielin, tidak mengandung badan
sel neuron. Substansi kelabu
mengandung badan sel neuron, dendrit dan bagian awal dari akson dan sel glia
yang tidak bermielin. Substansi kelabu berada pada permukaan serebrum dan
serebelum, membentuk korteks serebral
dan serebelar, sedangkan substansi putih berada pada daerah yang lebih
sentral. Neuron-neuron pada beberapa tempat di korteks serebri mengatur impuls aferen (sensorik); sedangkan di tempat lain, neuron eferen (motorik) mengaktifkan impuls motorik yang mengatur pergerakan
volunter.
Pada
potongan melintang medula spinalis,
substansi putih berada di tepi dan substansi kelabu berada di tengah berbentuk
huruf H. Neuron pada medula spinalis besar dan multipolar, terutama pada kornu
anterior, dimana ditemukan neuron motorik yang besar.
MENINGES
Susunan
saraf pusat dilindungi oleh tengkorak dan kolumna vertebralis. Ia juga
dibungkus membran jaringan ikat yang disebut meninges. Dimulai lapisan dari luar yaitu dura mater, araknoid,
dan pia mater.
Dura Mater
Dura
Mater adalah meninges luar, terdiri atas jaringan ikat padat yang berhubungan
langsung dengan periosteum tengkorak. Dura Mater yang membungkus medula
spinalis dipisahkan dari periosteum vertebra oleh ruang epidural, yang mengandung vena berdinding tipis, jaringan
ikat longgar, dan jaringan lemak.
Araknoid
Araknoid memiliki dua komponen: lapisan yang berkontak
dengan dura mater dan sebuah sistem trabekel yang menghubungkan lapisan itu
dengan pia mater. Rongga di antara trabekel membentuk ruang subaraknoid, yang
terisi cairan serebrospinal dan terpisah
sempurna dari ruang subdural.Ruang ini membentuk bantalan hidrolik yang
melindungi susunan saraf pusat dari trauma.
Araknoid
terdiri atas jaringan ikat tanpa pembuluh darah. Permukaannya dilapisi oleh
epithel selapis gepeng seperti yang melapisi dura mater.
Pia Mater
Pia mater
terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh darah.
Meskipun letaknya cukup dekat dengan jaringan saraf, ia tidak berkontak dengan
sel atau serat saraf.
Cairan Cerebrospinalis
Cairan
ini mengisi ventrikel (rongga otak), saluran sentral (lobang batang saraf
punggung), rongga meninx. Berguna untuk melindungi saraf pusat dari tekanan
fisik. Cairan ini diproduksi oleh choroid plexus yang merupakan cekukan
pia mater ke ventrikel otak.
Pleksus Koroid
Terdiri
atas lipatan-lipatan ke dalam dari piamater yang menyusup ke bagian dalam
ventrikel. Terdiri atas jaringan ikat longgar dari pia mater dibungkus oleh
epitel selapis kuboid/silindris. Fungsi utama membentuk cairan cerebrospinal.
7. SUSUNAN SARAF TEPI
Komponen
utama dari SST adalah Serabut saraf, ganglia dan ujung saraf(Yusminah, 2012).
Serabut saraf merupakan kumpulan serat saraf yang dikelilingi oleh sel satelit,
sel Schwann, mielin, jaringan ikat.
Saraf
tepi berfungsi sebagai konduktor rangsangan dan respons terhadap rangsangan .
Rangsangan dalam bentuk impuls diterima saraf tepi dari reseptor. Reseptor ada
disebelah dalam, ada di luar. Reseptor tersusun dalam indra. Reseptor menerima
rangsangan dalam bentuk stimulus.
Sel
penyelubung dari SST berupa sel Schwann yang membentuk selubung mielin ( suatu
kompleks lipoprotein). Selubung mielin menampakkan lekukan-lekukan dalam
sepanjang serat disebut Nodus Ranvier.
Pada serat
bermielin dari SST ini, plasmalema dari
sel Schwann membungkus dan membalut akson. Lapisan membran sel selubung menyatu
dan membentuk mielin, yaitu suatu kompleks lipoprotein.
Tidak ada
sel Schwann pada SSP, di sini selubung mielin dibentuk oleh juluran
oligodendrosit. Oligodendrosit berbeda dari sel Schwann dalam hal percabangan
dari satu sel yang dapat membungkus bagian dari beberapa akson.
Pada
SSP dan SST, tidak semua akson dibungkus oleh mielin. Pada SST semua akson
tanpa mielin dibungkus dalam celah celah sederhana dari sel Schwann. Serat saraf tanpa mielin tidak memiliki
nodus ranvier.
Serat
memiliki selubung fibrosa luar yang terdiri atas jaringan ikat padat yang
disebut Epineurium. Setiap
berkas dikelilingi oleh Perineurium.
Jaringan ikat pembungkus akson dinamakan Endoneurium.
Saraf
mengadakan komunikasi antar pusat-pusat di otak dan medula spinalis serta
organ-organ sensoris dan efektor (otot, kelenjar). Mereka memiliki serat aferen
dan eferen yang menuju dan dari SSP. Serat eferen membawa impuls dari SSP
menuju ke organ efektor yang dikendalikan oleh pusat-pusat ini. Saraf yang
hanya memiliki serat-serat sensoris (aferen) disebut saraf sensoris; yang hanya terdiri atas serat-serat yang membawa
impuls ke efektor disebut saraf
motoris. Kebanyakan saraf memiliki serat sensoris dan motoris dan
disebut saraf campuran; saraf ini memiliki akson bermielin dan tanpa mielin.
8. NEUROGLIA
Merupakan sel jaringan antara atau penunjang sistem
saraf.(campbell, 2004) Terdapat di SSP dan SST.
Presentase glia dengan neuron di suatu daerah saraf pusat 10:1.
Fungsi Glia:
- Melindungi dan menunjang neuron
- Menyelaputi akson
- Memberi nutrisi kepada neuron
- Pertahanan
Macam-macam
Glia(Campbell, 2004):
- Astrosit
Sel glia yang
terbesar, hanya di saraf pusat, memiliki banyak tonjolan yang bercabang-cabang.
- Oligodendrosit
Sel glia yang
terbanyak, tonjolan sedikit
- Mikroglia
Jumlah sedikit,
tonjolan pendek dan halus, bercabang-cabang pendek banyak sekali.
- Sel Satelit
Sel antara yang khas
terdapat dalam ganglion
- Sel Schwann
Pada saraf tepi akson
diselimuti oelh mielin.
Ganglion :
Gembungan berkapsul
urat saraf di luar saraf pusat mengandung banyak perikarion.
TRANSFER INFORMASI
Neuron
mengalami modifikasi untuk menimbulkan dan mengkonduksikan informasi ke seluruh
tubuh dalam bentuk pesan elektrik. Hal yang sama pentingnya yaitu kemampuan
neuron untuk mentransfer informasi ke organ efektor dan atau neuron.
Gambar: mekanisme
transpor informasi
Transfer informasi
terjadi dengan 2 cara mekanisme (Subowo, 2013):
1. Mekanisme transfer
transmisi elektronik
2. Mekanisme transfer
elektrokimia
MEKANISME TRANSMISI
ELEKTRONIK
Transmisi elektronik
pada jaringan syaraf terjadi pada tempat spesifik disebut efapses elektrotonic
junctions atau disebut juga sinapses elektronik. Pada jaringan lain misal nexi disebut
Gap junctions. Ruang yang terbentuk adalah sangat sempit sehingga tidak ada
perbedaan konsentrasi ion antara kedua sel tersebut. Stimulus yang melalui
efapses tidak perlu mengalami polarisasi untuk mengalirkan materi dari satu sel
ke sel yang lainnya, sehingga aliran listrik dapat berjalan dengan cepat.
MEKANISME
ELEKTROKIMIA
Sinapses merupakan
tempat transmisi elektrokimia terjadi dan bersifat lebih umum dibandingkan
dengan efapses. Aktivitas listrik pada membran sel syaraf presinaptik
menyebabkan dibebaskannya substansi neurotransmiter yang melintasi ruang
interseluler dan menghubungkan sisi reseptor pada membran sel post sinaptik.
Persatuan antara sel neurotransmiter dengan sisi reseptor akan mengakibatkan
perubahan yang dapat bersifat exitasi ataupun inhibisi. Proses pembebasan baik
secara difusi maupun persatuan substansi transmiter pada sisi reseptor
mengakibatkan waktu transmisi terhabat. Hambatan ini disebut Hambatan sinapses.
Ujung axon merupakan
elemen membran presinaptik, sedangkan organ efektor merupakan membran
postsinaptik. Kedua membran ini dipisahkan oleh ruang interseluler (celah
sinaptik/synaptic cleft) yang lebarnya 6 – 20 nm dan mengandung material yang
padat elektron dan filamen halus. Pada bidang membran postsinaptik terdapat penebalan
yang disebabkan karena adanya filamen, dan penebalan ini disebut subsynaptic
web. Pada ujung presinaptik terdapat mitokondria, neurofilamen, neurotubulus,
dan vesikula sinaptik. Sitoplasma yang padat dapat ditemukan pada membran pre-
maupun postsinaptik, kadang dapat juga dijumpai hanya pada salah satunya. Tidak
seperti pada efapses maka sinapses kimia bersifat polar (aliran satu arah)
yaitu sesalu dari membran presinapstik ke membran postsinaptik.
Bagian presinaptik
axis silinder meluas membentuk bentukan seperti bola lampu atau seperti kancing
baju. Perluasan pada ujung axon disebut boutons terminauuk sedangkan perluasan
sepanjang axis silinder disebut boutons passage. Kedua macam perluasan ini
dapat dijumpai pada axon dari serabut syaraf tak bermyelin atau pada nodus
Ranvier dari serabut syaraf bermyelin.
Ujung axon dapat
membentuk sinapses dengan berbagai bagian neuron lain yaitu:
1. axo-somatik
2. axo-dendritik
3 axo-axonal
4. dendro-dendritik
5. somato-dendritik
6. somato-somatik
Sinapses yang terbentuk
antara sel syaraf dengan sel otot skelet disebut Junctura –neuro-muskuler.
9. SUSUNAN SARAF OTONOM
Susunan
saraf otonom berhubungan dengan pengendalian otot polos, sekresi beberapa
kelenjar, dan modulasi irama jantung
(Koes Irianto, 2013).. Fungsinya menyesuaikan aktivitas tubuh tertentu agar
dapat mempertahankan lingkungan dalam yang konstan (homeostasis)
Susunan
saraf otonom merupakan rangkaian dua neuron. Neuron pertama dari rantai otonom
terletak di dalam susunan saraf pusat. Aksonnya membentuk sinaps dengan neuron
multipolar kedua rantai, yang terletak dalam ganglion dari SST. Serat saraf
(akson) dari neuron pertama disebut serat
praganglion; akson dari neuron kedua menuju ke efektor otot atau kelenjar disebut serat pascaganglion.
Sistem Simpatis
Inti
(yang dibentuk oleh kumpulan badan-badan sel saraf) dari sistem simpatis terletak pada
segmentorakal dan lumbal dari medula spinalis.
Sistem Parasimpatis
Sistem
parasimpatis mempunyai inti di medula dan otak tengah dan dalam bagian sakrum
medula spinalis. Neuron kedua ditemukan dalam ganglion lebih kecil dari yang
terdpat pada sistem simpatis. Ia selalu dekat atau terletak di dalm organ-organ
efektor.
Jaringan syaraf mempunyai fungsi utama(Koes Irianto,
2013) sebagai berikut:
1. Sebagai alat komunikasi di dalam tubuh:
Fungsi
ini terlihat dari kemampuan jaringan syaraf dalam menerima, maerubah rangsangan
(stimulus) menjadi impuls dan selanjutnya menyalurkan keseluruh syaraf dan
berakhir pada syaraf pusat.
2. Sebagai alat
koordinasi:
Semua
aktivitas syaraf yang dimiliki ini diperlukan adanya koordinasi yang dilakukan
oleh jaringan syaraf itu sendiri.
Kedua fungsi ini
sangat erat hubungannya dalam menjalankan keselarasan fungsional untuk segala
kegiatan hidup sehari-hari, sehingga individu tersebut dapat menyesuaikan
dirinya terhadap perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Daftar
Pustaka
Campbell, N.A. 2004. Biology 4th Edition. Benyamin Cumming Publishing Company, Inc,
Redwood City.
D.A. Pratiwi. 2012. Jaringan Saraf. Jakarta: Erlangga.
Istamar Syamsuri, 2012. Jaringan Saraf. Jakarta: Erlangga.
Koes Irianto. 2013. Anatomi dan Fisiologi Manusia.
Bandung: Alfabeta
Subowo, 2013.
Jaringan Saraf. Jakarta: Erlangga
Yusmina Hala, 2010. Jaringan Saraf Pada Manusia. Makassar: Universitas Alaudin Press.
No comments:
Post a Comment