nasihat today

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
“Dan musibah apapun yang menimpamu, maka itu adalah akibat dari ulah tanganmu sendiri.” (As Syura 30).

Wednesday, 3 February 2016

MAKALAH ANATOMI TUMBUHAN DINDING SEL, NOKTAH DAN PLASMODESMATA



MAKALAH ANATOMI TUMBUHAN
DINDING SEL, NOKTAH DAN PLASMODESMATA
Dosen Pembimbing :
Dr. IMAS CINTAMULYA, M.Si
Disusun Oleh : Ali Mustofa
                   Devina Nurlita
                                                                 Dziya’udin
                 Eko Sutrianto
                      Evin Olivia Softy
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN
Jalan raya manuggal no.61 tuban.
Makalah  ini telah diperiksa dan telah disetujui oleh dosen mata kuliah ANATOMI TUMBUHAN Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Ronggolawe Tuban.











Tuban, 01 Oktober 2014
Dosen Pembimbing


Dr.Imas Cintamulya, M.Si



KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lebih indah selain puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulisan makalah ini dapat berjalan dengan lancar dan diselesaikan dengan baik.
       Ucapan terimakasih Penulis haturkan kepada Dosen pengampu mata kuliah ANATOMI TUMBUHAN, Dr.Imas Cintamulya, M.Si  yang telah memberikan bimbingan kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar.Penulisan makalah ini digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah ANATOMI TUMBUHAN. Penulis sangat menyadari bahwa   dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga diharapkan bisa digunakan sebagai bahan pembenahan yang lebih lanjut serta peningkatan kualitas dari buku ini. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Tuban , 01 Oktober  2014


Penulis


DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................................1
Halaman Pengesahan.........................................................................................................2
Kata pengantar ..................................................................................................................3 Daftar isi ............................................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang................................................................................................5
1.2        Rumusan Masalah .........................................................................................6
1.3        Tujuan ...........................................................................................................6
1.4        Manfaat .........................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Dinding Sel...................................................................................................................7
2.2 Struktur Dinding Sel......................................................................................................8
2.3 Komponen Penyusun Dinding Sel................................................................................10
2.4 Pembentukan Dinding Sel...........................................................................................28
2.5 Penebalan Dinding Sel................................................................................................21
2.6  Masa Pertumbuhan dan Perkembangan Dinding Sel..................................................22
2.7 Fungsi Dinding Sel.......................................................................................................24
2.8  Noktah.......................................................................................................................26
2.9 Proses Terjadinya Noktah...........................................................................................29
2.10 Plasmodesmata........................................................................................................29
2.11 Struktur dan Lokasi Plasmodesmata.........................................................................30
BAB III PENUTUP
3.1   Kesimpulan....................................................................................................32
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Adanya dinding sel yang bersifat non protoplasmik adalah beda karakteristik antara sel hewn dan tumbuha. Tetapi terdapat pula pada sel tumbuhan yang tidak mempunyai dinding sel yang nyata, misalnya sel-sel kelamin pada tumbuhan tingkat rendah dan tinggi, hanyalah terdapat selaput tipis menyelubungi sel kelamin tersebut.
Dinding sel lebih dulu ditemukan dari pada isi sel. Pada awal sejarah imu tumbuhan dinding sel lenih mendapat perhatian dari pada isi sel. Akan tetapi setalah itu protoplas mendapat perhatian yang lebih besar daei pada dinding sel dalam penyelidika-penyelidikan.didalam abad sekarang ini penelitian terhadap dinding sel lebih maju lagi, berhubung dengan penggunaan selulose dalam industri, dan derivat-derivatnya, sertaa penggunaan didnding sel itu sendiri.
Dinding sel terbentuk dari protoplas dan berguna untuk melindungi dan memperkuat protoplas. Dinding sel menentukan bentuk sel, kekuatan tegaknya tumbuhan disebabkan karena dinding sel semakin menebal dan juga karena adanya tegangan dari dinding sel yang disebabkan oleh tekanan turgor.











1.2 Rumusan Masalah.
1.      Apa definisi dari  dinding sel ?
2.      Bagaiman struktur dari dinding sel ?
3.      Bagaimana komponen-komponen penyusun dinding sel ?
4.      Bagaimana proses terbentukanya dinding sel ?
5.      Bagaimana proses penebalan dinding sel ?
6.      Bagaimana masa pertumbuhan dan perkembangan pada dinding sel  ?
7.      Apa saja fungsi dari dinding sel ?
8.      Apa yang disebut dengan noktah dan plasmodesmata ?
9.      Bagaimana proses terjadinya plasmodesmata?
10.  Bagaimana struktur dan lokasi plasmodesmata?

1.3  Tujuan Penulisan
          Untuk mengetahui anatomi dari dinding sel tumbuhan dan seluruh apa yang ada didalam dinding sel dan pengaruhnya pada tumbuhan.

1.4  Manfaat Penulisan
           Agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang  anatomi dari dinding sel tumbuhan dan seluruhnya yang ada didalam dinding sel sehingga mahasiswa dapat mengerti keseluruan dari dinding sel tumbuhan maupun tumbuhan itu sendiri.







BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dinding Sel
Dinding sel merupakan sebuah membran yang terbentuk pada bagian luar dari membran sel yang berperan sangat penting dalam membentuk struktur sel yang kaku, memberi kekuatan dan perlindungan kepada sel terhadap tekanan mekanik.

Gbr 1. Dinding sel
Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda. Hewan dan protista kebanyakan tidak memiliki dinding sel.
Pada dinding sel ada bagian yang tidak menebal, yaitu bagian yang  disebut noktah. Melalui noktah ini terjadi hubungan antara sitoplasma satu dengan yang lain yang disebut plasmodesmata. Plasmodesmata berupa juluran plasma, yang berfungsi menjadi pintu keluar masuknya zat.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel juga dapat mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.



2.2  Struktur Dinding Sel
Pada sel tumbuhan, struktur dinding selnya keras dan kaku yang terdiri dari 3 jenis lapisan yaitu :
Gbr 2. Diagram dinding sel

a. Lamella tengah. Lapisan ini merupakan lapisan yang pertama kali terbentuk selama pembelahan sel. Merupakan lapisan yang terdiri dari polisakarida pektin yang kaya akan lapisan lem yang mengikat sel-sel yang berdekatan. 
Sifat lamela tengah adalah Amorf, Koloidal, Optik inaktif, Dapat dilarutkan dengan cara maserasi, Mengandung persenyawaan pektin Ca dan Mg pekat. Pada jaringan tua sukar dibedakan dengan dinding primer. Maserasi adalah
Salah satu cara pembuatan preparat yg dpt memberikan gambaran jelas mengenai bentuk sel.

b. Dinding sel primer. Lapisan ini terbentuk setelah lamella tengah dan terdiri dari kerangka kaku mikrofibril selulosa yang tertanam dalam matriks seperti gel terdiri dari senyawa pektin, hemiselulosa dan glikoprotein.
Sifatnya adalah Optis anisotrop,Terjadi pada awal pembentangn sel sampai sel cukup dewasa,Adanya dinding primer diikuti dengan adanya protoplas yang masih hidup danReversibel : zat penebalan dapat larut lagi/diubah menjadi persenyawaan lain

Gbr 3. Struktur dinding sel sekunder
c. Dinding sel sekunder. Terbentuk setelah pembesaran sel selesai dan dibentuk di dalam dinding sel primer yang telah berhenti meningkat di daerah permukaan ketika sel tumbuh sepenuhnya dimana sel ini sangat kaku dan tebal yang terbuat dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. Dinding sel sekunder sering berlapis.
Perhatikan tabel dibawah ini untuk melihat perbedaan antara dinding primer dan dinding sekunder.

Karakteristik

Dinding primer

Dinding sekunder

Fleksibilitas dan ekstensibilitas

Tinggi

Rendah

Ketebalan

Dinamis

Statis

Susunan mikrofibril

Acak

Sejajar

Kadar selulosa

Rendah

Tinggi

Kadar hemiselulosa

50%

25%

Kadar lipid

5-10%

Sedikit/tidak ada

Kadar protein

5 %

Rendah

Pertumbuhan

Multinet

Aposisi
                                 Tabel 1. Perbedaan dinding sel primer dan sekunder

2.3  Komponen Penyusun Dinding Sel
 Komponen penyusun dinding sel antara lain adalah :
1. Asam Pektik
Karakteristik asam pektik :
a.  Polimer dari sekitar 100 molekul asam galakturonik.
b.  Sangat hidrofilik dan larut sehingga mudah terhidrasi.
c.  Membentuk garam dan jembatan garam dengan Ca2+ dan Mg2+ menjadi gel yang tak larut.
d.  Komponen utama dari lamella tengah, tetapi di temukan juga pada dinding sel primer.
Karena gugus karboksil pada molekul asam galakturonik adalah asam lemah, mereka bisa bertahan dalam keadaan bermuatan negatif dan tidak bermuatan tergantung pada protonansi(lihat gbr.2 di bawah). Sejauh mana molekul yang terprotonansi tergantung pH dan terkait dengan pKa (pH dimana dua bentuk berada dalam kesetimbangan).
Asam galakturonik







Asam pektik dengan jembatan garam
                       Gbr 1. struktur kimia asam galaturonik dan asam pektik
Gbr 2. Gugus karboksil yang terprotonansi
2. Pektin

Karakteristik pektin yaitu :

a.  Polimer yang terdiri dari 200 molekul asam galakturonik.

b.  Banyak dari gugus karboksil adalah alcohol (COOCH3).

c.  Kurang terhidrasi dari pada asam pektik tetapi larut dalam air panas.

d.  Merupakan salah satu komponen utama dari lamella tengah, tetapi juga ditemukan pada dinding sel primer.
Gbr 3. Struktur kimia pektin
3. Selulosa

Selulosa termasuk polimer dari glukosa yang biasanya terdiri dari 1.000 – 10.000-D-glukosa residu yang saling berhubungan melalui ikatan glikosida β 1-4 yang merupakan komponen utama dari lapisan dinding sel primer dan selunder.
Selulosa mudah membntuk ikatan hydrogen dengan dirinya sendiri dan dengan rantai selulosa yang lain. Sebuah rantai selulosa akan membentuk ikatan hydrogen dengan sekitar 36 rantai lainnya untuk menghasilkan mikrofibril.
Selulosa pada kayu kurang lebih 45% dari berat keringnya, sedangkan pada kapas kurang lebih 98%. 
Gbr 4. Struktur kimia selulosa



Gbr 5. Ikatan hidrogen yang menghubungkan selulosa dengan selulosa lain

4. Hemiselulosa

Merupakan polisakarida yang terdiri dari berbagai gula termasuk xilosa, arabinosa, manosa. Hemiselulosa terutama xilosa dan arabinosa masing-masing disebut sebagai xyloglucans atau arabinoglucans.
Molekul hemiselulosa sering bercabang, dengan tulang punggung β-1,4 dan rantai samping yang relatif pendek, tidak membentuk mikrofibril namun membentuk ikatan hydrogen dengan selulosa yang disebut “cross-linking glycans”. Hemiselulosa sangat hidrofilik dan sangat terhidrasi dan berbentuk gel. Hemiselulosa banyak dijumpai pada dinding sel primer tetapi juga di temukan pada dinding sel sekunder.
Xylan

Galaktoglukomanna

arabinogalaktan
                          Gbr 6. Macam-macam struktur kimia hemiselulosa
5. Protein struktural

Dinding sel mengandung komponen-komponen non polisakarida yaitu berupa protein structural yang kaya dengan hidroksi prolin yaitu sekitar 25%. Protein struktural dapat dijumpai di semua lapisan dinding sel tumbuhan, tetapi lebih banyak terdapat pada lapisan dinding sel primer.

Selain karbohidrat, dinding sel mengandung berbagai protein yang disebut glikoprotein mengandung rantai samping asam amino pada karbohirat tertentu. Glikoprotein ini bersifat hidrofilik dan dapat membentuk ikatan H- dan jembatan garam dengan polisakarida dinding sel.
Gbr 7. struktur kimia protein struktural
6. Peptidoglikan 
Peptidoglikan merupakan salah satu komponen penyusun dinding sel pada bekteri. Peptidoglikan merupakan suatu polimer N-glikosamin terasilasi dengan rantai peptida. Terdiri dari unit-unit N-asetiglukosamin dan N-asetilmuramat secara bergantian serta memiliki beberapa variasi lain.
Gbr 8. Struktur kimia peptidoglikan

Gbr 9. macam-macam variasi struktur peptidoglikan

Gbr 10. Struktur kimia peptidoglikan tipe 1
     7. Asam teichuronat

Polimer lain dari karbohidrat yang dijumpai pada setiap bakteri adalah asam teikuronat yang terikat secara kovalen pada peptidoglikan dan kedua asam tersebut dapat dipisahkan dari peptidoglikan dengan cara hidrolisis.
Gbr 11. Struktur kimia asam teichuronat
8. Asam teichoat 
Asam teichoat adalah kelompok polimer poliofosfat, terdapat di dalam dinding sel bakteri dan juga pada membran sitoplasma. Asam teichoat di dalam dinding sel kurang lebih 20- 50% berat kering dinding sel. Asam teichoat berperan untuk mengikat Mg dari lingkungan untuk digunakan dalam reaksi- reaksi metabolisme sel. Ada dua klas poliofosfat yang menonjol yaitu ribitol fosfat dan gliserolfosfat. Gliserolfosfat lebih tersebar dari pada poliribitolfosfat.
Gbr 12. Struktur kimia asam teichoat
9. Plastik biologi
Selain itu, terdapat plastik biologi, yaitu lignin dan kutin. Lignin biasanya mengisi dinding sekunder dan menyebabkan dinding menjadi kaku. Lignin dibentuk dari hasil polimerisasi prekuersor lignin.
Kutin biasanya terdapat pada permukaan dinding sel dan berfungsi agar permukaan sel resisten terhadap dehidrasi dan juga sebagai proteksi sel terhadap luka. Struktur kitin belum jelas, namun ia mengandung asam lemak hidroksi (C16-C18) yang terikat secara kovalen satu dengan yang lain melalui ikatan ester.
Gbr 13. Struktur kimia lignin
10. Mikrofibril
Dinding sel primer tersusun atas selulosa, yaitu suatu polimer β-glukosa dengan ikatan β 1-4. Kurang lebih 40-70 rantai molekul selulosa terdapat dalam kelompok-kelompok yang sejajar membentuk mikrofibril.
Pada dinding sel primer, mikrofibril tersebar dalam suatu matriks, bersifat lentur, dan memanjang bersama-sama dengan pemanjangan protoplasma, kadar hemiselulosa tinggi dan selulosa relatif rendah. dinding sel primer merupakan struktur yang pertama kali diletakkan pada lamella tengah. pada dinding sel sekunder, mikrofibrilnya tersusun sejajar, kaku dan tidak dapat memanjang, kadar hemiselulosa relatif rendah dan selulosanya lebih banyak. dinding sel sekunder dibentuk setelah sel mencapai ukuran yang maksimum. 

Gbr 14. Ikatan antara mikrofibril pada dinding sel
                       











2.4 PEMBENTUKAN DINDING SEL
Selama mitosis, pada telofase, fragmoplas meluas dan membentuk barisan atau deretan. Pada waktu yang sama, di daerah ekuator dibentuk cawan sel, yang dihasilkan oleh protoplas baru yang mulai membentuk fragmoplas di bagian dalam. Di daerah tempat dibentuknya cawan sel, mikrotubula fragmoplas tidak tampak. Semakin meluas cawan sel, mikrotubula fragmoplas semakin mendekati dinding sel yang membelah. Pada waktu cawan seel belum mencapai dinding sel yang membelah, inti sel muda akan mencapai tahap tertentu dalam pembentukan dinding inti dan anak inti. Apabila cawan sel sudah mencapai semua bagian dinding sel yang membelah, fragmoplas akan lenyap. Pada tahap ini kekentalan cawan sel meningkat dan secara bertahap cawan sel akan berubah bentuk menjadi senyawa antar sel atau lamela tengah.
Pada pengamatan menggunakan mikroskop elektron akan tampak bahwa pembentukan cawan              sel dimulai dengan pemusatan dan penggabungan sejumlah besar kantong kecil turunan badan Golgi dan kemungkinan juga kantong kecil dari RE (retikulum endoplasma). Mikrotubula dan fragmoplas mengarahkan kantong kecil ini menuju daerah ekuator.

              Di kedua sisi lamela tengah terdapat lamela tipis yang dihasilkan oleh protoplas sel anak. Pembentukan lamela ini merupakan tahap permulaan dalam perkembangan dinding baru sel anak. Dinding ini terdiri atas mikro-serabut yang mengandung selulosa dan matriks tidak mengandung selulosa. Matriks dinding terutama terdiri atas senyawa pektin dan hemiselulosa. Matriks dinding juga disekresi oleh kantong kecil Golgi, dan menurut beberapa peneliti, selain Golgi, RE juga berperan dalam produksi matriks.

              Mikrotubula sitoplasma tepi biasanya berorientasi paralel dengan serbut selulosa dalam berhubungan dengan plasmalema. Menurut Preston (1974) butiran yang terdapat pada permukaan luar plasmalema terlibat dalam biosintesis dan orientasi mikro-serabut selulosa dalam dinding sel. Akhir-akhir ini dipelajari tentang pembentukan mikro-serabut selulosa selama regenerasi dinding sel dengan protoplas yang diisolasi.

            Pada perhubungan dinding baru dengan dinding sel induk, lamela tengah lama dan baru terpisah oleh dinding primer sel induk. Pada dinding primer sel induk, pada tempat perhubungan dinding lama dan baru terdapat suatu rongga yang seperti segitiga pada penampang melintangnya. Rongga ini terus membesar sampai mencapai lamela tengah sel induk dan terjadilah hubungan antara  lamela tengah sel induk dengan lamela tengah baru. Apabila rongga ini terus tumbuh dan senyawa antar sel tidak mengisinya, akan terbentuk rongga antar sel.

             Dinding sekunder berkembang pada permukaan dalam dinding prmer. Dinding sekunder juga terdiri atas mikro-serabut selulosa, yaitu suatu matriks yang terdiri atas polisakarida, termasuk hemiselulosa. Selain itu, terdapat juga lignin, suberin, kutin, lilin, tanin, garam anorganik, misalnya Ca karbonat, Ca oksalat, silika, dan senyawa lain.

Umumnya lignin pertama kali tampak sebagai senyawa antar sel dan dinding primer, kemudian menyebar ke arah sentripental ke dalam dinding sekunder. Di dalam serabut floem primer Phoradendron flavescens,  dinding primer tidak mengandung lignin, sedangkan dinding sekunder berlignin.







2.5 Penebalan Dinding Sel
                Bahan-bahan yang membentuk dinding sel tersebut, cara-cara pembentukan serta pembentukan penebalan-penebalan belum dapat diungkapkan seluruhnya oleh para ahli. Tentang cara-cara terbentuknya lapisan penebalan baru dua cara saja yang dapat dikemukakan yaitu (a) aposisi, dan (b)intusussepsi, jelasnya perhatikan gambar disebelah ini
Gambar 21 : Cara terbentuknya lapisan penebalan
            Yang dimaksud dengan cara aposisi adalah cara terbentuknya lapisan penebalan yang baru yang seolah-olah melekat pada dindinng sel yang lama yang telah dibentuk pada lapisan penebalan pertama. Dengan cara pelekatan tersebut maka dinding sel akan tampak berlapis-lapis sepert lamella-lamela penebalan. Cara ini menjadikan ruang sel (lumen) menjadi lebih menyempit. Tentang penyempitan ini telah cukup dikemukakan diatas.
            Adapun yang dimaksud dengan intusussepsi adalah cara pembentukan lapisan penebalan yang tidak dilekatkan pada dinding atau membran lama, melainkan dengan cara disisipkan diantara penebalan-penebalan yang telah ada. Cara penebalan ini tidak memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis seperti pada cara aposisi.
            Penelitian selanjutnya dengan menggunakan mikroskop electron ternyata bahwa dinding sel tersusun dari suatu matrik yang berupa fibrilla atau berupa kristalin  (yang dimaksud dengan fibrilla adalah berupa serat-serat). Kedua bahan ini menurut anggapan para ahli terbentuk dari misella yaitu berupa partikel-partikel kecil, yang biasanya terdiri dari selulosa.
            Pada dinding sel ternyata bahwa fibril-fibril selulosa melekatnya berupa lapisan-lapisan yang saling bersilangan, dengan demiikian diperkirakan dapat memberikan kekuatan yang demikian besar pada dinding sel. Kenyataan menunjukkan pula bahwa fibrilla itu saling bersambungan yang merupakan bentuk seperti  jala sedangkan pada sel-sel yang tidak mengalami penebalan sekunder dan tersier susunan fibrilla ini miring dan sejajar satu sama lainya, dengan arah yang berlawanan dengan lapisan berikutnya. Dalam keadaan seperti diatas pori-pori yang ada diantara rangka fibrilla tetap masih mampu dilallui air serta zat-zat yang melarut didalamnya. 
2.7  Masa Pertumbuhan dan Perkembangan pada Dinding Sel

Keadaan dinding sel selama masa-masa pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah :

a.  Pembelahan sel melibatkan sintesis dinding sel yang baru.

b.  Pembesaran sel melibatkan perubahan dalam komposisi dinding sel.

c.  Diferensiasi sel melibatkan perubahan dalam komposisi dinding sel. 

Pada pertumbuhan dinding sel, ada dua proses yang terlibat, yaitu pembelahan sel dan pemanjangan sel. Pembelahan sel berlangsung pada jaringan meristematis. Sel- sel anak yang dihasilkan pada jaringan meristematis mempunyai ukuran yang lebih kecil dari pada sel-sel dewasa. Setelah sel anak terbentuk, maka selanjutnya ter-jadi pemanjangan sel. Ada dua teori yang berkenaan dengan pemanjangan dinding sel, yaitu teori multinet, dan teori orientasi aktif. 

Menurut teori multinet, mikrofibril diletakkan pada permukaan bagian dalam dinding sel menurut arah melintang terhadap panjang sel. Pada waktu dinding sel memanjang, mikrofibril-mikrofibril mengalami reorientasi ulang ke arah sumbu longitudinal sel hingga mikrofibril sejajar dengan sumbu. Dengan demikian orientasi mikrofibril menurut teori multinet berlangsung secara pasif mengikuti perentangan dinding sel selama berlangsungnya pertumbuhan.
Gbr 5. Mekanisme pemanjangan dinding sel
Selama pemanjangan dinding sel, mikrofibril bergerak satu terhadap yang lain. Pada gambar di samping ini ditunjukkan mekanisme pemanjangan dinding sel. Dalam hal ini terdapat enzim-enzim yang memutuskan ikatan antara dua polisakarida dinding sel (a) dan tetap melekat pada salah satu titik pemotongan, kemudian polisakarida dapat bergeser dengan bebas (b) dan bererak hingga enzim membentuk ikatan yang baru. 

Menurut teori orientasi aktif, mengemukakan bahwa terbentuknya lapisan mikrofibril yang sejajar pada dinding sel tumbuhan yang tidak tumbuh lagi berlangsung secara siklosis, (mengalirnya bahan-bahan sitoplasma di dalam sel tumbuhan) pada bagian dalam sel. Aliran siklosis ini orientasi mikrofibril pada bagian luar sel.

2.6 Fungsi Dinding Sel

1.     Fungsi Dinding sel dalam Tumbuhan

Dalam tanaman, dinding sel terbentuk selama pembelahan sel itu sendiri, ketika pelat sel terbentuk antara anak inti sel. Setelah formasi awal, plat sel menjadi dinding sel primer, dan selama jangka waktu, menebal untuk membentuk dinding sel sekunder. Penebalan ini berlangsung luar, menyebabkan lumen menyusut karena dinding sel bergerak dari seorang dinding sel primer ke dinding sel sekunder. Hal ini secara luas dianggap bahwa penebalan ini berlangsung dengan aposisi.

2.     Fungsi Dinding sel Menentukan Bentuk, Kekuatan dan Dukungan

Dinding sel bertindak sebagai kerangka serta dianggap paling bertanggung jawab memelihara atau menentukan bentuk sel. Arah dan laju pertumbuhan sel juga ditentukan oleh dinding sel.
Seiring dengan dukungan, dinding sel juga bertanggung jawab untuk memberikan kekuatan mekanik sel. Dinding sel terdiri dari selulosa, yang terdiri dari ribuan molekul D-glukosa. Molekul-molekul ini terikat satu sama lain melalui ikatan hidrogen yang kuat yang menyediakan kekakuan dan kaku ke sel. Hal ini membantu tumbuhan untuk berdiri tegak meskipun tidak memiliki kerangka tulang.

3.     Fungsi Dinding sel  Pengontrol Tekanan Turgor

Tekanan turgor, atau turgidity, didefinisikan sebagai tekanan yang diterapkan oleh konstituen sel pada dinding sel. Fungsi penting dari dinding sel adalah untuk menjaga tekanan turgor. Hal ini ditentukan oleh jumlah air yang hadir dalam vakuola, yang secara langsung sesuai dengan tekanan osmotik. Gaya yang diberikan pada dinding sel. Dinding sel, menjadi tidak fleksibel, memberikan gaya kembali ke sel. Ini menyumbang kekakuan tumbuhan dan membantu untuk tetap tegak.
Namun, perlu ada keseimbangan antara tekanan pada dinding sel dan kekakuan dinding sel, karena tekanan berlebih dapat menyebabkan pecahnya sel, sementara tekanan kurang dapat membuat sel lembek.

4.     Fungsi Dinding sel Sebagai Area Perlintasan  Zat

Fungsi lain dinding sel yang penting terkait dengan sifat semi-permeabel nya. Ini membantu mengatur difusi materi melalui apoplast. Fitur ini dari dinding sel memungkinkan pertukaran zat, seperti molekul kecil dan protein, masuk dan keluar dari sel. Hal ini juga membantu dalam menyaring molekul besar. Zat penting lainnya, seperti air dan karbon dioksida, juga didistribusikan ke seluruh setiap sel tumbuhan dengan bantuan dinding sel ke kontak dinding sel. Dengan demikian, salah satu fungsi dari dinding sel adalah pemeliharaan homeostasis dalam sel.

5.     Fungsi Dinding sel Sebagai Perlindungan

Tumbuhan tidak mampu bergerak, sehingga mereka membutuhkan perlindungan lebih banyak untuk menyelamatkan diri dari bahaya apapun. Dinding sel adalah garis pertahanan pertama untuk sel selama serangan dari patogen dan mikroorganisme. Aset menjadi kaku mencegah patogen dan benda asing lainnya yang berbahaya masuk. Ia juga menawarkan perlindungan terhadap stres mekanik sel.

6.     Fungsi Dinding sel Sebagai Penyimpanan Karbohidrat

Dinding sel merupakan cadangan penting karbohidrat (terutama untuk benih), yang dapat, dalam situasi mengerikan, akan digunakan oleh sel untuk tujuan metabolik lainnya.

7.     Fungsi Dinding sel Sebagai Pensinyalan

Dinding sel mengandung oligosaccharins yang bertindak sebagai hormon untuk sel, karena mereka merangsang sintesis etilen, kitinase dan enzim lain seperti dalam sel. Pelepasan hasil ini enzim dalam sebuah ledakan oksidatif, memproduksi senyawa oksigen yang berhubungan dengan peroksida, superoksida dan lainnya yang menyerang patogen dan juga membuat dinding sel lebih kaku dan sulit untuk menembus. Dengan demikian, dinding sel tersebut diberikan sebagai sumber sinyal molekul biologis aktif.
2.7  Noktah
Di antara dinding sel yang mengalami penebalan, terdapat bagian-bagian tertentu yang tidak ikut  menebal yang disebut noktah.
Di dalam noktah kadang-kadang dijumpai plasmodesmata, yang berfungsi untuk meneruskan rangsang dan makanan dari 1 sel ke sel yang lain. Pada waktu sel mengalami penebalan maka bagian dinding sel yang tertembus benang plasma tidak ikut menebal.
1. Bagian-bagian noktah
a.) Saluran noktah (“pit cannal”) yaitu noktah-noktah yang sangat dalam dan panjang sehingga merupakan saluran-saluran, yang biasanya terdapat pada dinding sel yang tebal dan kuat, seperti pada sel-sel tempurung Cocos nucifera (kelapa). Kadang-kadang saluran noktah ini bercabang.
                Biasanya pada sel-sel yang berdampingan letak noktah-noktah ini berhadapan dan tampaknya menjadi simetris. Ternyata keadaan demikian memiliki arti penting karena melalui noktah-noktah tersebut hubungan antara sel yang satu dengan yang lainnya tetap berlangsung dengan baik atau lancar. Adapun lamella tengah yang merupakan suatu selaput yang semipermeabel atau selektif permeable yang kalau diperlukan masih mampu melangsungkan air dan zat-zat yang diperlukan.
                Tidak jarang terjadi noktah-noktah sel itu keadaannuya menjadi tidak simetris yaitu apabila sel yang berdinding tipis berhadapan dengan sel yang berdinding tebal, dan noktah yang tidak simetris ini lazim disebut setengah noktah. Plasmodesmataakan terdapat menembus noktah-noktah demikian pada sel-sel yang masih aktif atau hidup.
b). Pit pair dan pit cavity
Pit pairadalah “pasangan noktah” dan pit cavity adalah”ruang noktah”, terbentuknya dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.) Pasangan noktah terbentuk dari noktah-noktah  dua sel yang berhadapan yang biasanya akan merupakan suatu kesatuan baik dalam struktur maupun dalam fungsinya.
2.) Ruang noktah terbentuk sehubungan dengan terbentuknya pasangan noktah, biasanya dalam pasangan noktah itu terbentuk, dua ruang noktah yang didalamnya terdapat lamella tengah (membran) yanbg memisahkan kedua noktah tadi dari pasangan noktah, yang lazim disebut membran noktah atau
Berdasarkan bentuknya noktah dibedakan menjadi 2, yaitu noktah biasa dan noktah berhalaman.
Gambar : nokta buta
1.      Noktah Biasa (noktah sederhana)
yaitu terdapat pada dinding sel yang tidak begitu tebal seperti pada sel-sel parenkim

1.      Noktah sempurna (berpasangan), yaitu noktah yang terdapat pada sel yang berdampingan dan masing-masing mengadakan penebalan dinding yang sama. Terdapat pada 2 sel yang sejenis.
2.      Noktah tak berpasangan (noktah setengah sempurna), yaitu noktah yang terdapat di antara 2 sel, di mana penebalan dinding masing-masing sel tidak sama tebalnya. Dijumpai pada 2 sel yang berdampingan, tetapi tidak sejenis. Misal : sklerenkim – parenkim.
3.      Noktah buta, yaitu noktah yang bermuara pada ruang antar sel.
4.      Noktah majemuk unilateral, yaitu sebuah noktah yang mulutnya melebar, yang berhadapan dengan noktah-noktah yang kecil-kecil
5.      Noktah ramiform, yaitu noktah yang terbentuk dari noktah yang kecilkecil dan kemudian bersatu.
2.  Noktah Berhalaman :

Yaitu noktah yang salurannya melebar menjadi suatu ruangan yang disebut halaman noktah. Terdapat pada sel-sel trakea dan trakeid (xylem).
Bagian-bagian noktah berhalaman :
─ Mulut noktah, terdiri dari :
** mulut dalam menghadap ruang sel
** mulut luar menghadap lamela tengah
─ Lamela tengah, terdiri dari :
** torus yaitu bagian lamela tengah yang menebal
** margo yaitu bagian lamela tengah yang tidak menebal dan bersifat elastis, berguna untuk mengatur aliran zat hara.
Noktah berhalaman dibedakan atas :
a)      Noktah berhalaman sempurna :
Saluran noktah suatu sel yang berdinding tebal berhadapan dengan saluran noktah sel di sebelahnya yang juga berdinding tebal.
b)     Noktah setengah halaman :
Sal noktah yang bermulut melebar berhadapan dengan dinding tipis dari sel di sebelahnya (n. biasa).
Misal : xylem – parenkim kayu


2.8 Terjadinya noktah
Pada waktu sel masih hidup dan belum mengalami penebalan, dinding selnya masih tipis dan dapat ditembus oleh benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata. Selama proses penebalan dinding sel berlangsung, di tempattempat plasmodesmata menerobos dinding sel masih terjadi aliran plasma, sehingga tempat-tempat ini tidak mengalami penebalan. Walaupun dinding sel semakin menebal sehingga lubang noktah telah berubah menjadi saluran noktah, kadang-kadang dalam saluran noktah masih terdapat benang-benang plasma.

2.9  PLASMODESMATA
Plasmodesmata adalah saluran sempit yang bertindak sebagai jembatan antar sel-sel sitoplasma untuk memfasilitasi komunikasi dan transportasi bahan antara sel tumbuhan. Sel-sel tumbuhan yang terbungkus dalam dinding sel yang membentuk kerangka tanaman, memungkinkan dan menstabilkan tiga dimensi pertumbuhan. Sebagai bentuk sel tumbuhan tidak tersentuh, tumbuhan telah berevolusi menjadi jembatan sitoplasma, yang disebut plasmodesmata (PD), mencakup dinding sel dan menghubungkan sitoplasma antar sel yang berdekatan.



.

2.10  Struktur dan Lokasi Plasmodesmata

tabung membran plasma yang mengelilingi sebuah untai retikulum endoplasma tergulung (ER) disebut desmotubule. Di dalam desmotubule ada batang pusat yang terdiri dari gugus polar lipid dan sedikit protein. Di luar, permukaan distabilkan dengan protein sekitar desmotubule tersebut. Dinding sel itu sendiri juga diperkuat dengan protein dan bentuk lengan sitoplasma. Ruang antara lengan dan desmotubule adalah dikenal sebagai rongga sentral melalui molekul yang lolos.
PlasmoDesmata memiliki dua komponen utama, membran dan ruang (Zambryski dan Crawford, 2000; Roberts dan Oparka, 2003)
 (Gambar 1). keterangan
1.      Membran membentuk batas dari saluran PlasmoDesmata(PD)  melalui pengangkutan yang mungkin terjadi.
2.      Membran Plasma (PM) antara sel-sel yang berdekatan mendefinisikan batas luar PD.
3.      Pusat aksial dari PD, yang desmotubule (D), adalah Apresiasi RE.
4.       Daerah antara D dan PM adalah lengan sitoplasma (CS), saluran utama untuk bagian molekul.
5.      CS mungkin berisi komponen, mungkin berlabuh ke D dan PM, yang mengatur dan memfasilitasi transportasi PD.
6.       Studi ultrastruktural PD mengungkapkan aktin dan myosin sama-sama panjang dan nanofilaments centrin pada daerah leher yang dapat memberikan elemen kontraktil untuk mengatur celah PD.
Plasmodesmata menentukan hubungan antara protoplas sel tumbuhan satu dengan lainnya. Hal ini memungkinkan saling terakomodasinya seluruh bagian dari tumbuhan terhadap kebutuhan hidup. Hal yang memungkingkan terjadinya hubungan ini karena terdapatnya untaian protoplasma. Plasmodesmata dapat bergerombol atau tersebar pada seluruh dinding sel melalui noktah. Kehadiran plasmodesmata ini merupakan karakteristik bagi sel-sel hidup dan dijumpai pada seluruh dinding sel hidup untuk menjamin berlangsungan protoplasma. Plasmodesmata pada sel tumbuhan memiliki peranan penting dalam transportasi material dan meneruskan rangsang dan sel satu ke sel yang lain.

plasmodesma pada dinding sel tumbuhan










BAB III
KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
Dinding sel merupakan sebuah membran yang terbentuk pada bagian luar dari membran sel yang berperan sangat penting dalam membentuk struktur sel yang kaku, memberi kekuatan dan perlindungan kepada sel terhadap tekanan mekanik. Struktur dari dinding sel disusun oleh 3 macam yaitu lamela tengah, dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Ketuga struktur ini secara berkesinambungan menyusun dinding sel, tetapi dalam proses pembentukan dinding sel pertamakali yang terjadi adalah siklus sel dan menghasilkan lamela tengah. Kemudian dinding sel primer dan akhirnya dinding sel sekunder. Pada proses penebalanya melalui 2 tahap yaitu aposisi dan intusussepsi. Yang dimaksud dengan cara aposisi adalah cara terbentuknya lapisan penebalan yang baru yang seolah-olah melekat pada dindinng sel yang lama yang telah dibentuk pada lapisan penebalan pertama. Adapun yang dimaksud dengan intusussepsi adalah cara pembentukan lapisan penebalan yang tidak dilekatkan pada dinding atau membran lama, melainkan dengan cara disisipkan diantara penebalan-penebalan yang telah ada. Kemudian dalam proses perkembanganya dinding sel  Keadaan dinding sel selama masa-masa pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah :
a.  Pembelahan sel melibatkan sintesis dinding sel yang baru.
b.  Pembesaran sel melibatkan perubahan dalam komposisi dinding sel.
c.  Diferensiasi sel melibatkan perubahan dalam komposisi dinding sel. 
Didalam dinding sel terdapat noktah dan plasmodesmata Di antara dinding sel yang mengalami penebalan, terdapat bagian-bagian tertentu yang tidak ikut  menebal yang disebut noktah.
Di dalam noktah kadang-kadang dijumpai plasmodesmata, yang berfungsi untuk meneruskan rangsang dan makanan dari 1 sel ke sel yang lain. Pada waktu sel mengalami penebalan maka bagian dinding sel yang tertembus benang plasma tidak ikut menebal.
Fungsi dari plasmodesmata ini adalah berfungsi dalam hubungan antar sel atau komunikasi antar sel untuk memperantarai lewatnya bahan-bahn atau sinyal elektrik dari sel ke sel lainya.

DAFTAR PUSTAKA

Dr.L.Hartanto Nugroho,M Agr. Drs. Purnomo M.S dan Dr. Issirep Soemardi(2001) Struktur dan Perkembangan tumbuhan.bogor
Prof.Dr.Ir Wibisono Soeradikoesoen(1993). Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta
Dr. Dede Nuraida, M.Si(2000). Struktur dan Perkembangan. Ikip PGRI Tuban


No comments:

Post a Comment