LAPORAN
PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN
JARINGAN SARAF
DOSEN
PEMBIMBING:
Dr.SUPIANA
DIAN N.M,Kes.
OLEH
: ALI MUSTHOFA
2013-A
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PGRI RONGGOLAWE (UNIROW) TUBAN
Jalan raya manuggal no.61
tuban.Telp.(0356)322233
2015
A. Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui struktur histologi jaringan
saraf.
B. Dasar Teori
Saraf adalah bagian dari sistem
saraf periferal. Saraf aferen membawa sinyal sensorik ke sistem saraf pusat,
sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari sistem saraf pusat ke otot-otot dan
kelenjar-kelanjar. Sinyal tersebut seringkali disebut impuls saraf, atau
disebut potensial akson.Sel saraf yang dinamakan pula sel neron berbeda dengan sel-sel
dari jaringan dasar lainnya karena adanya tonjolan-tonjolan yang panjang dari
badan selnya. Semua jaringan mencerminkan sejarahnya dengan memeperlihatkan
berbagai kemampuannya untuk penyesuaian dri pada keadaan baru selama hidup
mereka. Jaringan saraf juga menspesialisasikan diri dalam kemampuan sepeti ini,
menuju kea rah fungsi belajar dan ingat yang tidak begitu banyak dipahami.
Meskipun banyak sifat khas organissi pesarafan itu telah terprogram secara
genetik, namun detail– detail dari kontak–kontak seluler dan pembentukan
sirkuit fungsional untuk popolasisel tampaknya terpengaruh oleh keadaan yang
biasanya terdapat apabila sel-selnya memperoleh kontak mereka yang pertama
(Gerrit, 1988: 132).
Jaringan saraf merasakan adanya
stimulus atau rangsangan dan menghantarkan sinyal dari satu bagian tubuh ke
bagian tubuh lainnya. Unit fungsional jaringan saraf adalah neuron, atau sel
saraf, yang secara unik dikhususkan untuk menghantarkan sinyal yang disebut
impuls saraf. Neuron terdiri atas sebuah badan sel dan dua atau lebih
penjuluran, atau proses yang disebut dendrite dan akson, yang panjangnya bias
mencapaisatu meter pada manusia. Dendrit menghantarkan impuls dari ujungnya
menuju bagian neuron yang lainnya. Akson menghantarkan impuls menuju neuron lainnya
atau menuju efektor (Campbell, 2004: 8).
Semua
fungsi di dalam suatu organism diatur dan disesuaikan dengan sangat seksama,
dikoordinasikan dengan fungsi organ-organ lainnya, dan diintegrasikan menurut
kebutuhan-kebutuhan tubuh. Koordinasi dan integrasi fungsi alat-alat tubuh
dilaksanakan oleh sistem saraf (neural) dan sistem endokrin (hormonal). Pada
umumnya, sistem saraf mengatur aktivitas tubuh yang berlangsung relative cepat,
seperti kontraksi otot dan sekresi kelenjar, sedangkan sistem endokrin dengan
pencapaian organ targetnya, relative berlangsung lebih lambat, seperti proses
metabolisme. Suatu persambungan antara dua neuron disebut sinaps. Kedua neuron
itu biasanya tidak melekat langsung satu dengan yang lain tetapi dipisahkan
oleh suatu celah sempit, yang disebut celah sinapsis (Yusminah, 2007: 87).
Unit fungsional system saraf
pada vetebrata maupun avetebrata adalah neuron. Sel yang sangat terspesialisasi
itu, yang mengandung berbagai organel khas yang ditemukan pada kebanyakan sel
eukariotik, sangat teradaptasi bagi komunikasi berkat penjuluran–penjulurannya
yang laksana kabel. Dendrit adalah penjuluran–penjuluran, seringkali
bercabang–cabang seperti pohon, yang mengangkut impuls menuju badan sel pusat.
Badan sel adalah daerah yang lebih tebal di neuron dan mengandung nucleus
serta sebagian besar sitoplasma. Akson adalah penjuluran, umumnya sangat
panjang, yang mengangkut impuls menjauhi badan sel. Sistem saraf dibangun oleh
komponen – komponensel saraf atau neuron, sel-sel glia (sel Schwann, oligodendrosit,
migroglia, ependim, astrosit, dan sel-sel satelit) dan jaringan ikat sejati
(Fried, 2000: 255).
C. Metode
Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini
adalah:
Hari/tanggal : Senin
Waktu : 07.30-09.10 WIB
Tempat
: Laboraturium Biologi
Universitas PGRI Ronggolawe
2. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang akan digunakan pada
percobaan ini yaitu boltpoin, kamera, lembar kerja dan mikroskop binokuler.
b. Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan pada percobaan ini
yaitu preparat awetan nerve bundel dan ganglion.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.
mengatur lensa mikroskop
3.
meletakan preparat diatas meja mikroskop
4.
Mengamati preparat awetan dibawah mikroskop
5.
mengambil foto preparat yang sedang diamati
6.
membuat laporan praktikum
7.
Menggambar hasil pengamatan dan memperhatikan perbesaran yang telah
digunakan, mewarnai dan memberi keterangan.
8.
jika selesai kembalikan mikroskop dan preparatnya ketempat semula
9.
Membersihkan meja praktikum sebelum meninggalkan laboratorium.
D.
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
badan sel
|
selubung mielin
|
akson
|
sel schawn
|
Serat saraf
|
gambar:
preparat awetan nurve bundle
badan sel saraf B
|
badan sel saraf A
|
laposan sel satelit
|
berkas serat saraf
|
simpai jaringan ikat
|
gambar:
ganglion
2.
Pembahasan
Saraf
adalah bagian dari sistem saraf periferal. Saraf aferen membawa sinyal sensorik
ke sistem saraf pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari sistem saraf
pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelanjar. Sinyal tersebut seringkali disebut
impuls saraf, atau disebut potensial akson. Pada hasil pengamatan preparat Ghoat nerve cell smear, Human Sympathetic
nerve dan Nerve cell, pada ketiganya hampir semua sama terlihat adanya badan
sel, Badan sel merupakan bagian sel saraf yang mengandung nukleus
(inti sel) dan tersusun pula sitoplasma yang bergranuler dengan warna kelabu.
Di dalamnya juga terdapat membran sel, nukleolus (anak inti sel), dan retikulum
endoplasma. Retikulum endoplasma tersebut memiliki struktur berkelompok yang
disebut badan Nissl. Pada badan sel terdapat bagian yang berupa serabut
de ngan penjuluran pendek. Bagian ini disebut dendrit.
Dendrit
memiliki struktur yang bercabang-cabang (seperti pohon) dengan berbagai bentuk
dan ukuran. Fungsi dendrit adalah menerima impuls (rangsang) yang datang dari
reseptor. Kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke badan sel saraf. Selain
itu, pada badan sel juga terdapat penjuluran panjang dan kebanyakan tidak
bercabang. Namanya adalah akson atau neurit.
Akson
berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot
dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun
panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter. Supaya informasi atau impuls yang
dibawa tidak bocor (sebagaiisolator), akson dilindungi oleh selubung lemak yang
kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung mielin. Selubung mielin dikelilingi oleh sel-sel Schwan. Selubung mielin tersebut dihasilkan
oleh selsel pendukung yang disebut oligodendrosit. Sementara itu, pada akson terdapat bagian yang tidak terlindungi
oleh selubung mielin. Bagian ini disebut nodus Ranvier, yang berfungsi memperbanyak impuls
saraf atau mempercepat jalannya impuls.
Dalam
pelaksanaannya, sel-sel saraf bekerja bersama-sama. Pada saat datang rangsang,
impuls mengalir dari satu sel saraf ke sel saraf penghubung, sampai ke pusat
saraf atau sebaliknya dari pusat saraf ke sel saraf terus ke efektor. Hubungan
antara dua sel saraf disebut sinapsis. Ujung neurit bercabang-cabang, dan ujung
cabang yang berhubungan dengan sel saraf lain membesar disebut bongkol
sinapsis. Pada hubungan dua sel saraf yang disebut sinaps tersebut,
dilaksanakan dengan melekatnya neurit dengan dendrit atau dinding sel. Jika
impuls sampai ke bongkol sinaps pada bongkol sinaps akan disintesis zat
penghubung atau neurotransmiter, misalnya zat asetilkolin. Dengan zat
transmiter inilah akan terjadi potensial aksi pada dendrite yang berubah
menjadi impuls pada sel saraf yang dihubunginya. Setelah itu, asetilkolin akan
segera tidak aktif karena diuraikan oleh enzim kolin esterase menjadi
asetat dan kolin.
Ujung
akson setiap neuron membentuk tonjolan yang didalamnya terdapat mitokondria
untuk menyediakan ATP untuk proses penghantaran rangsang dan vesikula
sinapsis yang berisi neurotransmitter
umumnya berupa asetilkolin (ACh), adrenalin
dan noradrenalin. Ketika rangsang tiba di sinapsis, ujung akson dari
neuron pra-sinapsis akan membuat vesikula sinapsis mendekat dan melebur ke
membrannya. Neurotransmitter kemudian dilepaskan melalui proses eksositosis.
Pada ujung akson neuron pasca-sinapsis, protein reseptor mengikat molekul
neurotransmitter dan merespon dengan membuka saluran ion pada membran akson
yang kemudian mengubah potensial membran (depolarisasi atau hiperpolarisasi)
dan menimbulkan potensial kerja pada neuron pasca-sinapsis. Ketika impuls dari
neuron pra-sinaps berhenti neurotransmitter yang telah ada akan didegradasi.
Molekul terdegradasi tersebut kemudian masuk kembali ke ujung akson neuron
pra-sinapsis melalui proses endositosis.
E. Kesimpulan dan
Saran
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini
yaitu jaringan saraf dibagi menjadi unit fungsional yaitu neuron yang merupakan
sel saraf yang terspesialisasi yang mengandung berbagai organel khas yang
ditemukan pada kebanyakan sel eukariotik, dan sangat beradaptasi bagi
komunikasi berkat penjuluran-penjulurannya yang seperti kabel. Dendrite
merupakan penjuluran-penjuluran yang seringkali bercabang-cabangseperti pohon
yang menyangkut impuls menuju badan pusat sel. Badan sel merupakan daerah yang
lebih tebal di neuron dan mengandung nucleus serta sebagian besar sitoplasma.
Dan akson merupakan penjuluran yang mengangkut impuls menjauhi badan sel.
2. Saran
Adapun saran pada praktikum ini yaitu
dalam mengamati preparat jaringan saraf harus dilakukan secara teliti agar
mendapatkan hasil yang maksimal dan sebaiknya di dalam ruang pengamatan
menggunakan mikroskop trinokuler.
DAFTAR
PUSTAKA
Bevelander, Gerrit. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga, 1998.
Champbell. Biologi Edisi Kelima
Jilid III. Jakarta: Erlangga, 2004.
H.Fried,ph.D,
George. Biologi Edisi Kedua.Jakarta: Erlangga, 2000.
Hala, Yusminah. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin
Press, 2007.
Slots Casino - The New Jersey Lottery
ReplyDeleteA slot machine 용인 출장안마 with 20 paylines 포천 출장샵 with multiple paylines. 전주 출장마사지 The game is powered by the Microgaming software and 광명 출장샵 uses a special device 인천광역 출장안마 called the Microgaming chip. The game is