STRUKTUR
HEWAN
JARINGAN
TULANG
DOSEN
PEMBIMBING: Dr.SUPIANA DIAN.M,Kes.
OLEH
: ALI MUSTOFA
2013-A
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PGRI RONGGOLAWE (UNIROW) TUBAN
Jalan raya manuggal no.61 tuban.Telp.(0356)322233
2015
Jaringan
Tulang
Menurut
(Katrin
Roosita, 2014) jaringan tulang terdiri atas 2 macam jaringan yaitu jaringan
tulang padat dan jaringan tulang berongga.
tulang adalah Jaringan terkeras dari semua jaringan tubuh. tulang Mengandung garam
fosfat dan berfungsi Membina rangka.
1. Jaringan Tulang Padat (Compact/Dense bone):
Bersifat padat, keras, fungsi : melindungi bagian dalam
tulang. Tersusun atas osteon (H):
unit berstruktur silindris. Sub unit osteon osteocyte (I) terletak dalam
rongga yang disebut lacunae. Pada pusat osteon terdapat saluran yang
berisi pembuluh pusat atau “the central canal = haversian canal (E)”.
Lapisan matrix tulang disebut Lamellae (J, K, L).
Source: www.zoology.ubc.ca
2. Jaringan Tulang Berongga (SPONGY bone):
Terdapat
pada bagian dalam tulang padat sangat porous (struktur berpori) .Tidak memiliki
osteon, tapi memiliki matrix tulang. Tersusun atas struktur yang tidak beraturan: trabeculae (B),
rongganya terisi dengan sum-sum tulang (red marrow) & pembuluh darah.
Pembuluh darah terhubung dengan Volkman's & haversian canals (E
dan F).
Source: www.zoology.ubc.ca
Tulang merupakan salah satu jaringan terkeras dalam
tubuh ( Tri Harjana, 2012) , fungsi
jaringan tulang adalah :
(a).menahan
tekanan
(b).sebagai
unsur utama kerangka tubuh
(c).
menyokong struktur-struktur berotot
(d).
melindungi organ penting / vital
(e).
membentuk sel darah pada sumsum tulang aktif
(f).
tuas untuk melipatgandakan kontraksi otot rangka
(g).
untuk lokomosio
(h).
deposit kalsium
(i).
Sifat plastis tulang bisa untuk intervensi ortodontik bagi keperluan medis dan estetika
Struktur umum jaringan tualng terdiri dari matrik
tulang, bahan intrasel yang mengalami kalsifikasi,(Katrin Roosita, 2014)
osteosit (sel tulang) yang terdapat dalam lakuna (rongga) pada matrik,
osteoblas yang berperan untuk sintesis bahan organik matrik tulang merupakan serabut
kolagen dan glikoprotein dan osteoklas merupakan sel raksasa yang berperan
untuk perombakan matrik tualng dan perubahan bentuk jaringan tulang.
A.
Osteoblas
Adalah bentuk sel tulang muda, fungsi penting dari sel
ini adalah untuk sintesis bahan organik matrik tulang yaitu serabut kolagen dan
glikoprotein. Bila aktif mensintesis osteoblas menunjukkan sel yang berbentuk
kuboid, mempunyai sitoplasma basofilik, mempunyai prosesus sitoplasmik yang
memungkinkan berhubungan dengan osteoblas lain/ disekitarnya,retikulum
endoplasmik granuler dan aparatus golgi yang berkembang dengan baik. Mereka
adalah molekul yang mempunyai polarisasi, pengeluaran molekul yang disentesis
melalui permukaan sel yang berhubungan dengan matrik tulang, nukleus besar dan
bulat, mempunyai kromatin halus yang tersebar terutama pada sisi sel yang jauh
dari matrik. Osteoblas dikelilingi matrik yang baru disintesis dikenal dengan
osteoklas
osteoklas
|
osteoblas
|
esteositt
|
matrik tulang
|
mesenchym
|
osteosit
|
Gambar
: Gambar skematis osifikasi
intramembranosa
http://academic.kellogg.edu
B.
Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang yang matur yang terbungkus
dalam lapisan-lapisan matrik tulang yang telah mengalami mineralisasi, osteosit
mempunyai juluran filopodial yang menggandengkan dengan sel tulang lain saluran
filopodial ini (kanalikuli) memungkinkan difusi nutrisi dari kapiler terdekat
menuju osteosit-osteosit yang jauh, fenomena ini bisa mendukung nutrisi bagi
kira-kira 15 rantai lingkaran / lamela osteosit. Osteosit lebih kecil dibanding
osteoblas, mempunyai retikulum endoplasmik dan aparatus golgi jauh lebih sedikit
dibanding osteoblas serta kromatin inti yang lebih padat, mempunyai fungsi memelihara
matrik tulang. Osteosit dan osteoblast diketahui mempunyai kalsium fosfat yang
berikatan dengan protein atau glikoprotein, suatu indikasi kemampuan untuk
melakukan kalsifikasi matrik.
sement
|
lakuna
|
lamela
|
kanal hervensial
|
Gambar
: osteosit dan sebagian sistem Haversi,
terlihat kanalikuli saluran antar osteosit www.zoology.ubc.ca
C.
Matrik tulang
Matrik tulang bahan anorganik utama dalam matrik
tulang adalah kalsium dan fosfor, keduanya membentuk kristal hidroksiapatit
yang terletak di samping fibril kolagen dan dikelilingi zat dasar amorf.
Ion-ion permukaan hidroksiapatit terhidrasi dan satu lapisan air dan ion
terbentuk disekitar kristas tersebut lapisan ini disebut kulit hidrasi / hydration
shell yang mempermudah pertukaran ion diantara kristal tersebut dan cairan
tubuh. Adapun bahan organik matrik tulang adalah dominan serabut kolagen, dan
zat dasar amorf yang mengandung glikoaminoglikan yang berhubungan dengan
protein. Glikoaminoglikan tulang adalah : kondroitin 4- sulfat, kondroitin- 6
sulfat dan keratan sulfat, hubungan hidroksiapatit dengan serabut kolagen
berhubungan dengan kekuatan dan resistensi yang merupakan ciri pokok ulang.
D.
Periosteum dan endoosteum
Permukaan dalam dan luar jaringan tulang dilapisi oleh
endoosteum dan periosteum, suatu jaringan ikat yang penting bagi jaringan
tulang, keduanya vaskuler dan mempunyai sel dengan morfologi fibroblas yang
berdiferensiasi menjadi osteoblas (Katrin Roosita, 2014) yang memegang peranan dalam pertumbuhan dan
perbaikan jaringan tulang dan menjaga suplai nutrisi bagi sel-sel tulang dari
keberadaanya yang vaskuler, perbaikan kerusakan tulang akan dilakukan oleh diferensiasi
sel-sel di periosteum dan endoosteum menjadi sel-sel tulang baru
1. Osifikasi
intramembran
Osifikasi
jenis ini menjadi sumber penulangan bagi tulang pipih, tulang-tulang penyusun tengkorak,
juga penebalan pada tulang panjang. Terjadi penulangan di daerah jaringan penyambung
dimana terjadi diferensiasi sel seperti fibroblas menjadi osteoblas yang kemudian
akanmensintesi matrik tulang yang kemudian mengalami kalsifikasi kemudian menaji
osteosit dan tumbuh jaringan tulang
jaingan tulang primer
|
tulang blastema
|
mesenkim
|
Gambar : Permulaan osifikasi intramembranosa
http://academic.kellogg.edu
2. osifikasi
endokondral
terjadi
pada tulang rawan hialin, jenis osifikasi ini terjadi pada tulang pendek dan
panjang, peristiwa ini melalaui 2 tahap antar lain:
·
adanya hipertopri kondrosit tulang rawan
hialin, diikuti kematian sel-sel tulang rawan hialin, yang menhasilkan
lakuna-lakuna yang meluas diikuti kerusakan matriks tulang rawan.
·
kehadiran kapiler membawa benih osteoblas
didaerah kematian matriks tulang rawan
itu, osteoblas akan segera mensintesis matriks yang akan mengalami kalsifikasi
, pertumbuhan ini melibatkan banyak osteoblas,menyebabkan gangguan transpor
nutrisi bagi sel-sel kondrosit tulang rawan yang akan menyebabkan semakin meluasnya kematian tulang rawan dan
sebaliknya semakin tumbuh jaringan tulang.
Tulang Rawan
(kartilago)
Tulang rawan merupakan sejenis jaringan penyambung di
mana bahan interselnya mempunyai konsistensi keras, meskipun jaringan ini
kurang resisten terhadap tekanan dibanding jaringan tulang keras( Katrin
Roosita, 2014).. Fungsi tulang rawan adalah : menyokong jaringan lunak, karena
permukaan yang halus tulang rawan memberi permukaan pada persendian, sehingga memudahkan
pergeseran permukaan persendian , juga penting untuk pertumbuhan tulang panjang,
menjadi rangka bagi kehidupan prenatus Sifat-sifat fisiologi tulang rawan
terutama tergantung dari sifat fisikokimia matriknya yang mengandung kolagen
dan atau elastis yang berhubungan dengan glikoaminoglikan, konsistensi dari
kebanyakan tulang rawan terutama tergantung dari glikoaminoglikan yang molekul-molekulnya
rupanya bergabung dengan elektrostatik dengan kolagen yang ada dalam matrik
tulang rawan tersebut. Tulang rawan dengan kebutuhan tekanan dan beban berat
akan lebih banyak mengandung serabut kolagen dibanding elastis, sebaliknya tulang
rawan yang tidak mendapat tekanan tetapi memerlukan elastisitas , lebih banyak mengandung
serabut elastis dibanding kolagen.Ada 3 jenis tualng rawan : tulang rawan hialin,
elastis dan fibrosa
1. Tulang Rawan Hialin
Matriksnya memiiki
serat kolagen yang tersebar dalam bentuk anyaman halus dan rapat. Tulang rawan
hialin bening seperti kaca, terdapat pada saluran pernapasan (trakea, laring,
bronkus), ujung hidung, persambungan tulang rusuk, dan rangka pada fetus. berfungsi:
pergerakan sendi dan memberi bentuk (penyokong).
2. Tulang Rawan Elastik
Struktur: susunan polikondrium, matriks, sel dan lacuna
tulang rawan elastik mirip tulang rawan hialin, namun seratnya tidak tersebar
dan nyata seperti pada tulang rawan hialin, tulang rawan elastic terdapat pada
epiglottis dan bagian luar telinga. berfungsi: bersifat elastis namun dapat
mempertahankan bentuk (struktur) organ.
3. Tulang Rawan Fibrosa (Fibrokartilago) / Serat
Matriksnya mengandung serabut kolagen kasar dan tidak
teratur; paling kuat (liat), terletak di perlekatan ligamen, sambungan tulang
belakang, dan simfisis pubis. Sifat khas dari tulang rawan ini adalah lakuna –
lakunanya bulat atau bulat telur dan berisi sel – sel (kondrosit).berfungsi:
struktur pendukung/pengikat untuk memperkuat struktur organ
DAFTAR
PUSTAKA
Katrin
Roosita, 2014. Stuktur Mikroskopik Tulang Dan Sistem Skeletal. Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity Press
Tri Harjani, 2012. Histologi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Press.
No comments:
Post a Comment