LAPORAN
PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN
JARINGAN
EPITEL
DOSEN
PEMBIMBING:
Dr.SUPIANA
DIAN.M,Kes.
OLEH
: ALI MUSTOFA
2013-A
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PGRI RONGGOLAWE (UNIROW) TUBAN
Jalan raya manuggal no.61
tuban.Telp.(0356)322233
2015
Laporan praktikum jaringan epitel ini telah
diperiksa dan telah disetujui oleh dosen mata kuliah Struktur Hewan Program
Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
PGRI Ronggolawe Tuban.
Tuban, 25 April 2015
Dosen Pembimbing
Dr.SUPIANA
DIAN.M,Kes.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
Adapun dilakukanya praktikum ini adalah:
1. untuk
mengamati struktur morfologi dan anatomi jaringan epitel pada mamalia.
1.2 Landasan Teori
Jaringan epitel adalah jaringan yang
melapisi permukaan tubuh, organ tubuh atau permukaan saluran tubuh hewan.
Bentuk jaringan epitel berupa lembaran selapis atau beberapa lapis. Jaringan
epitel terdiri atas sel-sel yang bentuknya sama, yang berkumpul dengan sangat
erat dengan bahan ekstraseluler atau matriks yang sangat sedikit. Jaringan
epitel adalah salah satu dari empat jaringan dasar yaitu jaringan otot,
jaringan ikat dan jaringan saraf. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel
polihedral yang berkumpul dengan erat dengan sangat sedikit zat intersel.
Pelekatan diantara sel-sel ini kuat, Jadi terbentuk lapisan-lapisan yang
menutupi permukaan tubuh dan melapisi rongga-rongganya (Umar, 2011: 59).
Permukaan bebas pada
jaringan epitelium itu terpapar ke udara atau cairan, smentara sel-sel yang
berada dibagian dasar rintangan itu melekat ke suatu membrane basala (basement
membrane), suatu lempengan matriks ekstraseluler yang padat. (Istilah membrane
dalam pengertian ini tidak mengacu pada suatu bilayer fosfolipid (phospholipid
bilayer), seperti pada membrane plasma sebuah sel). Para ahli biologi sel
menemukan bahwa membrane basal memiliki banyak fungsi yang berbeda, sperti
membantu mengorganisasikan peristiwa-peristiwa yang berurutan dengan
metabolisme sel, menyaring buangan dari darah di dalam ginjal, dan menyediakan
jalur perpindahan sel-sel selama perkembangan (Campbell 2004).
Jaringan
epitel dibedakan berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel penyusunnya, yaitu
(1) epithelium satu
lapis, epithel ini terdiri
atas sel-sel berbentuk pipih, kubus, dan silindris (batang). Epithelium pipih
selapis ditemukan antara lain pada lapisan endotel pembuluh darah. Epithelium
bentuk kubus ditemukan pada kelenjar tyroid dan pembuluh darah. Epithel
berbentuk silindris (batang) ditemukan pada lambung dan usus. (2) Epithelium
berlapis banyak yang dibentuk oleh beberapa lapis sel yang berbentuk pipih,
kuboid, atau silindris. Beberapa lapisan pada epitheliun ini dapat berubah
menjadi sel-sel yang memanjang dan disebut epithelium transisional. Epitel
transisional ditemukan pada kandung kemih (vesica urinaria) (Ipb 2014:
1).
Menurut (Koes Irianto,
2013) Pada permukaan luar sel-sel epitel jaringan ikat epitel kadang ditemukan
beberapa bentuk khusus misalnya:
1.
Mikrovili
Mikrovili
adalah tonjolan sitoplasma yang berbentuk silindris, pada permukaan bebas suatu
sel epitel dapat ditemukan kira-kira 2000 mikrovili yang masing-masing panjangnya
0.5 mikron. Didalam mikrovili terdapat tonofibril, mikrofili ini berfungsi
untuk memperluas bidang penyerapan.
2.
Kinosilia atau silia
Kinosilia
adalah tonjolan yang berbentuk rambut yang halus dan bersifat motil, tonolan
silia ini tertanam dalam suatu bangunan
khusu sitoplasma, berukuran panjang 5-10 mikron.dapat bergerak kedepan dan
kebelakang.
3.
Sterkosilia
Sterkosilia
adalah mikrovili yang panjang, bentuk sterkosilia terdapat paada permukaan
epitel duktus eferens dan duktus epididimis. Fungsi epitel yang mengatur duktus
tersebut ialah mengatur keadaan lingkungan dimana spermatozoa mengalami
pematangan.
4.
Krusta
Krusta
adalah bentuk bangunan padat sitoplasma yang tidak jelas batasnya dengan
sitoplasma sisa. Fungsi krista ini berfungsi melindungi epitel
5.
Kutikula
Kutikula
adalah substansi yang dihasilkan oleh sel epitel, sitoplasmanya
terpisah,terdapat diluar sel. Kutikula terdapat pada kapsula lentis yang
terdapat pada lensa mata.
Menurut Koes Irianto
2013 bahwa Fungsi yang khas dari jaringan epitel antara lain fungsi absorbsi,
sekresi, transpor, ekskresi, proteksi
atau perlindungan dan penerima rangsang.
1.
Fungsi absorbsi misalnya oleh lapisan
dinding usus kecil.
2.
Fungsi sekresi misalnya oleh kalenjar
buntu.
3.
Fungsi Transpor misalnya oleh tubula
ginjal.
4.
Fungsi ekskresi misalnya oleh kalenjar
keringat
5.
Fungsi proteksi misalnya oleh kulit.
6.
Fungsi penerima rangsang (neuroepitelium) misalnya oleh indera
pengecap pada lidah.
BAB
II
METODE
PRAKTIKUM
2.1 Waktu Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pada praktikum pengamatan struktur morfologi Aurelia aurita ini adalah sebagai
berikut:
Hari/Tanggal : Senin, 20 April
2015
Pukul : 07.30-09.15
WIB
Tempat : Laboratorium
Biologi Universitas PGRI Ronggolawe Tuban.
2.2 Alat Dan Bahan
·
Alat
Adapun alat yang digunakan adalah :
1. Mikroskop
2. Boltpoin
3. Lembar kerja laporan
·
Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah preparat
awetan jaringan epitel pipih berlapis
banyak dan jaringan epitel transisiona.
2.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang
digunakan.
2. Mengambil mikroskop dari almari
mikroskop
3. Meletakkan mikroskop ditempat yang
terang
4. Mengatur pencahayaan atau cermin
mikroskop serta lensanya.
5. Meletakkan preparat awetan jaringan
epitel transisional dan preparat awetan jaringan epitel pipih berlapis banyak
6. Mengamati struktur morfologi dan
antomi preparat awetan jaringan epitel transisional dan epitel pipih berlapis
banyak
7. Mengambil foto preparat awetan
jaringan epitel transisional dan jaringan epitel pipih berlapis banyak
8. Membuat laporan hasil pengamtan preparat
awetan jaringan epitel transisional dan epitel pipih berlapis banyak
9. Setelah selesai lepaskan preparat, lensa
mikroskop, dan kembalikan di Almari mikroskop.
2.4
Hasil Pengamatan
Jaringan epitel pipih berlapis banyak
|
Gambar : epitel pipih berlapis banyak
|
|
|
|
Gambar: epitel pipih berlapis banyak
|
|
|
|
|
Gambar: irisan melintang epitel pipih berlapis
banyak
http://www.ericbio.wordpress.com
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Jaringan Epitel Pipih Berlapis Banyak (squamous epithelium)
terdiri atas banyak
lapis sel-sel dan lapisan bagian luarnya dibentuk oleh sel-sel berbentuk
pipih, inti sel berbentuk bulat, dan
terletak dipusat, sitoplasmanya jernih intiselnya terlihat seperti bintik hitam jaringan epitel ini terdapat dikulit.
Sel-sel epitelium pipih berlapis banyak
menyatu dengan erat, dengan sedikit bahan diantara sel-sel tersebut. Pada
banyak epitelium, sel-sel tersebut dipatri menjadi satu oleh junction
(persambungan) ketat (tight junction). Pengemasan secara ketat ini memungkinkan
epitelium berfungsi sebagai suatu rintangan yang melindungi sel dari kerusakan
mekanis, serangan mikroorganisme yang menyusup masuk, dan kehilangan cairan.
Permukaan bebas pada jaringan epitelium itu terpapar ke udara atau cairan,
sementara sel-sel yang berada di bagian dasar rintangan itu melekat ke suatu
membran basal, suatu lempengan matriks ekstraseluler yang padat, (istilah
membran dalam pengertian ini tidak mengacu pada suatu bilayer fosfolipid,
seperti pada membran plasma sebuah sel). (Campbell 2004)
Epitel
pipih berlapis, seperti yang terdapat di pemukaan kulit kita, mampu melakukan
mitosis dengan cepat. Sel-sel baru hasil mitosis menggantikan sel-sel permukaan
yang mati. Epitel ini juga sebagai pelindung oragan terhadap abrasi oleh
makanan yang kasar, seperti yang ditemukan pada esofagus. Sebaliknya, epitelium
pipih selapis berukuran tipis dan lemah, yang cocok untuk pertukaran material
dengan cara difusi. Epitel ini ditemukan pada dinding kapiler darah dan alveoli
paru-paru. (Campbell 2004)
Kulit terdiri atas lapisan epitel yang
berasal dari ectoderm, epidermis, dan suatu lapisan jaringan penyambung yang
berasal dari mesoderm, dermis atau korium. (Luis C. Junqueira, Jose Carneiro :
1988) mengatakan bahwa lapisan pada epidermis ada beberpa macam sebagai berikut:
1.
Stratum korneum
Stratum korneum mengandung sel-sel tanduk
pipih tanpa inti yang sitoplasmanya terisi oleh skleroprotein filamentosa
“birefringent”, keratin. Protein ini terdiri atas rrantai-rantai protein
panjang dan kaya akan ikatan disulfide. Pada stadium ini, membran sel tebalnya
15 nm dan struktur unit membran tidak dapat dilihat.
2. Stratum lusidum
Organel-organel
dan inti tidak ada lagi, dan sitoplasma terutama terdiri atas kumpulan
filamen-filamen padat yang tertanam dalam matriks padat elektron.
3. Stratum granulosum
Stratum
granulosum ditandai oleh 3-5 lapisan sel-sel poligonal gepeng yang intinya
ditengah dan sitoplasmanya terisi oleh granula-granula basofilik kasar yang
dinamkan granula keratohialin.
4. Stratum spinosum
Stratum
spinosum terdiri atas sel-sel kubis, poligonal, atau sedikit gepeng dengan inti
di tengah dan sitoplasma dengan tonjolan-tonjolan yang terisi oleh
berkas-berkas filamen. Sel-sel lapisan ini terikat kuat oleh sistem.
Tonjolan-tonjolan sitoplasma yang terisi filamen dan desmosom yang meliputi
seluruh permukaannya, memberikan gambaran seperti taburan duri pada mikroskop
cahaya atau yang dinamakan tonofibril.
5.
Stratum basal
Stratum
basal atau stratum germinativum terdiri atas sel-sel kubis basofili yang
terletak pada perbatasan dermis-epidermis yang memisahkan dermis-epidermis.
Stratum basal ditandai oleh aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggungjawab
dalam hubungannya dengan bagian permulaan lapisan selanjutnya, akan pembaharuan
sel-sel epidermis yang konstan.
Dermis terdiri atas dua lapisan yang agak sukar dibedakan batas-batasnya (Luis C. Junqueira, Jose Carneiro:1988). Kedua lapisan itu adalah sebagai berikut:
a) Stratum papilar
Stratum
papilar terletak paling luar. Stratum ini merupakan lapisan tipis dan
mengandung jaringan penyambung jarang. Dinamakan lapisan papilar karena ia
menembus dalam papila.
b) Stratum retikuler
Stratum
retikuler terletak lebih dalam, lebih tebal, terdiri atas jaringan penyambung
padat iregular dan oleh karena itu, mempunyai serabut-serabut yang lebih banyak
dan sel-sel yang lebih sedikit daripada lapisan papila.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
terdiri atas banyak
lapis sel-sel dan lapisan bagian luarnya dibentuk oleh sel-sel berbentuk
pipih, inti sel berbentuk bulat, dan terletak
dipusat, sitoplasmanya jernih intiselnya terlihat seperti bintik hitam jaringan epitel ini terdapat dikulit karena
selnya berlapis-lapis. Epitel pipih
berlapis, seperti yang terdapat di pemukaan kulit kita, mampu melakukan mitosis
dengan cepat. Sel-sel baru hasil mitosis menggantikan sel-sel permukaan yang
mati. Epitel ini juga sebagai pelindung oragan terhadap abrasi oleh makanan
yang kasar, seperti yang ditemukan pada esofagus.
4.2 Saran
Sebaiknya pengamatan
dilakukan dengan secara langsung melakukuan pembedahan pada hewan dan mencari
jaringan epiteliumnya, jadi praktikum tidak hanya preparat awetan saja.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, Neil A.,
Reece, Jane B., dan Mitchell, Lawrence G. 2004. Biologi. Edisi kelima.
Erlangga, Jakarta. Halaman 7-10
Ipb.2013.Jaringan
dasar hewan. http://web.ipb.ac.id
Koes Irianto. 2013. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Penerbit Alfabeta.
Luis C. Junqueira,
Jose Carneiro : 2000. Zoologi. McGraw-Hill Book Company, Inc :
The United States of America.
Umar.2011. Zoologi Vertebrata. Erlangga, Jakarta.
No comments:
Post a Comment