nasihat today

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
“Dan musibah apapun yang menimpamu, maka itu adalah akibat dari ulah tanganmu sendiri.” (As Syura 30).

MAKALAH SUKSESI OLEH ALI MUSTHOFA DKK



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Seperti yang telah dipelajari materi sebelumnya tentang  sub topik ekosistem (bagian topik ekologi) yang merupakan hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik saling berkesinambungan untuk membentuk suatu sistem yang seimbang. Pada  ekologi  memiliki hirarki/tingkatan komponen yang terdiri atas individu, populasi, komunitas,  ekosistem, biosfer dan bioma. Ekosistem di alam ini memiliki pola penyesuaian untuk mempertahankan stabilitasnya yaitu dengan mengalami suatu perubahan.
Pada prinsipnya semua bentuk ekosistem akan mengalami perubahan bentuk baik struktur maupun fungsinya dalam perjalanan waktu. Beberapa perubahan mungkin hanya merupakan fluktuasi lokal yang kecil sifatnya, sehingga tidak memberikan arti yang penting. Perubahan lainnya mungkin sangat besar/kuat sehingga mempengaruhi sistem secara keseluruhan.
Kajian perubahan ekosistem dan stabilitasnya memerlukan perhatian yang tidak sederhana, ini meliputi aspek-aspek yang sangat luas seperti siklus materi/nutrisi, produktivitas, konsep energi, kaitannya dengan masalah pertanian juga dengan masalah konservasi. Perubahan ekosistem ini pada dasarnya dapat disebabkan oleh berbagai penyebab utama, yaitu:
1.    Akibat perubahan iklim
2.    Pengaruh dari faktor luar
3.    Karakteristika dalam sistem sendiri (Syafei, 1990 : 81)
Selain itu perubahan ekosistem juga berdampak pada perubahan lingkungan hidup dan masalah konservasi lingkungan hidup.Untuk itu perlu di kaji mengenai pengetahuan akan konsep dasar suksesi, kajiaan pendekatan tentang suksesi, permasalahan dan contoh-contoh suksesi, dan cara penanggulangan dan aplikasi solusi dari masalah- masalah suksesi tersebut. Hal ini bertujuan agar insan biologi dapat menerapkan sedikit pengetahuannya akan suksesi untuk mengurangi dampak negatif akibat suksesi yang telah terjadi.


B.     Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana Pengertian Dan Konsep Suksesi?
2.      Bagaimana Tahapan – tahapan suksesi?
3.      Apa saja Tipe-tipe suksesi?
4.      Apa saja Faktor yang memengaruhi proses suksesi?
5.      Bagaimana Pendekatan Dalam Kajian Suksesi?
6.      Bagaimana Konsep Klimaks dalam suksesi?
7.      Apa saja Permasalahan Konsep Suksesi?
8.      Bagaimana Pergantian Dari Jenis Oportunis Oleh Jenis Keseimbangan?
9.      Apa saja  Contoh Suksesi?
10.  Bagaimana hubungan Suksesi dan Pertanian?
11.  Bagaimana Dampak Negatif Dan Positif Dari Suksesi?

C.    Tujuan Penulisan
Dari perumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan penyusunan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui Pengertian Dan Konsep Suksesi.
2.      Mengetahui Tahapan – tahapan suksesi.
3.      Mengetahui Tipe-tipe suksesi.
4.      Mengetahui Faktor yang memengaruhi proses suksesi.
5.      Mengetahui Pendekatan Dalam Kajian Suksesi.
6.      Mengetahui Konsep Klimaks dalam suksesi.
7.      Mengetahui Permasalahan Konsep Suksesi.
8.      Mengetahui Pergantian Dari Jenis Oportunis Oleh Jenis Keseimbangan.
9.      Mengetahui Contoh Suksesi.
10.  Mengetahui hubungan Suksesi dan Pertanian.
11.  Mengetahui Dampak Negatif Dan Positif Dari Suksesi.













BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Dan Konsep Suksesi                               
1.      Pengertian Suksesi
Sudah di ketahui secara meluas bahwa apabila suatu kebun tidak di pelihara ,atau lapangan rumput yang tidak pernah di potong secara teratur maka vegetasinya akan mengalami perubahan yang tidak tetap terus menerus. Berbagai tumbuhan liar akan hidup atau tumbuh dan mengubah sama sekali karakteristika dari vegetasi asalnya. Demikian juga suatu lahan pertanian yang tidak di garap,maka herba,perdu dan pohon liar akan tumbuh menguasai daerah atau lahan tersebut, dan apabila kondisi tanahnya memungkinkan vegetasi akan berkembang membentuk komunitas hutan.
Perubahan yang sama akan terjadi pula pada lahan lahan yang terbentuk secara alami,seperti delta,bukit pasir,daerah aliran lahar atau lava ,pada permulaannya tanah belum matang,Nutrisi organic belum ada ,permukaan sangat terbuka dan kondisinya belum menunjang kehidupan di atasnya.Akan tetapi apabila di ber waktu yang cukup lama, lahan lama kelamaan akan tertutup koloni-koloni tumbuhan yang kemudian ekosistem ini berkembang.
Suatu komunitas tumbuhan akibat adanya longsor, banjir, letusan gunung berapi dan atau pengaruh kegiatan manusia akan mengalami gangguan atau kerusakan yang parah. hancurnya komunitas tumbuhan ini akan menimbulkan situasi terbukanya permukaan tanah, yang tadinya rimbun tertutup lapisan vegetasi / komunitas tumbuhan.keadaan ini merupakan habitat baru yang bias di gunakan sebagai tempat hidup tumbuhan liar baik cepat maupun lambat.
Yang pertama kali  masuk biasanya berupa tumbuhan pelopor atau pionir yaitu tumbuhan yang berkemampuan tinggi untuk hidup pada keadaan lingkungan yang serba ke atas atau mempunyai berbagai factor pembatas, seperti kesuburan tanah yang rendah sekali. Kekurangan atau ketiadaan air dalam tanah intensitas cahaya yang terlalu berlebihan / tinggi dan sebagainya.
Kehadiran kelompok pionir ini akan menciptakan kondisi lingkungan tertentu yang memberikan kemungkinan untuk hidup tumbuhan lainnya. Koloni tumbuhan pionir ini akan menghasilkan proses pembentukan lapisan tanah . memecah batuan dengan akarnya dan membebaskan materi organic ketika terjadi pelapukan dari tumbuhan yang mati.
Proses akan berkembang sesuai dengan perubahan waktu dan akan menciptakan komunitas tumbuhan yang semakin lama semakin padat dan kompleks, mengarah pada pematangan bentuk komunitas tumbuhannya. Seluruh proses pematangan bentuk komunitas atau ekosistem ini disebut suksesi.
Skema : Tanaman Pioner
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain. suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. (Arianto Sam, 2008)
Pengertian suksesi adalah proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil. Proses suksesi akan berakhir apabila lingkungan tersebut telah mencapai keadaan yang stabil atau telah mencapai klimaks. Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan telah memiliki homeostatis, sehingga mampu mempertahankan kestabilan internalnya.(Admin,2010)
Tansley (1920) mendefinisikan suksesi sebagai berikut:suksesi adalah perubahan yang perlahan lahan dari komunitas tumbuhan dalam suatu dareah tertentu di mana terjadi pengalihan dari satu jenis tumbuhan oleh jenis tumbuhan lainnya pada tingkat populasi.
Clements (1916) menuliskan pendapat-pendapatnya yang sangat persuasive, ia menyatakan bahwa vegetasi dapat di sejalankan dengan “organism super” mampu memperbaiki atau mengelola dirinya sendiri bila terjadi gangguan atau kerusakan, ia juga mengenalkan adanya enam unsur yang akan terjadi sehubungan dengan proses suksesi yaitu:
·      Penggundulan yang mengakibatkan terjadinya sibstrat baru
·      Migrasi kehadiran migrula atau organ pembiak tumbuhan.
·      Eksesis perkecambahan, pertumbuhan, reproduksi, dan penyebaran
·      Kompetisi, persaingan sehingga pengusiran satu spesies oleh species lainnya
·      Reaksi,perubahan pada ciri dan sifat habitat oleh jenis tumbuhan
·      Stabilisasi,Yang menghasilkan komunitas tumbuhan pada tingkatan yang matang.
Perubahan komunitas tumbuhan atau vegetasi yang di kemukakan atas dasar menggambarkan bertambah kayanya suatu daerah oleh berbagai jenis tumbuhan yang hidup di atasnya, proses perubahan ini di sebut suksesi progresesif.
Perubahan vegetasi dapat pula mengarah pada penurunan jumlah jenis tumbuhan, penurunan kompleksitas struktur komunitas tumbuhan. Hal ini terjadi biasanya akibat penurunan kadar zat hara dari tanah, misalnya akibat degradasi habitat. Perubahan komunitas tumbuhan mengarah ke yang lebih sederhana ini di sebut suksessi retrogresif atau suksesi regresif.
Dalam hal suksesi retrogresif ini seluruh unsur perubahan yang di kemukakan oleh Clements tetap berlaku, tetapi dengan arah yang berlawanan.
Gams (1918) mengemukakan bahwa suksesi bisa terjadi secara alami , tetapi bisa juga timbul karena perbuatan manusia. keduanya tidak berbeda secara mendasar. Hutan yang yang hancur karena di tebang oleh manusia atau di hancurkan akibat longsor atau angin topan, proses suksesi yang terjadi akan relative sama.
Gams mengkategorikan suksesi ini dalam tiga keadaan yaitu
a.       Suksesi dengan urutan normal, yang berasal dari adanya pengaruh terhadap vegetasi yang terus menerus dan cepat. misalnya vegetasi rumput yang selalu terinjak-injak ternak,dimamah biak,di jadikan tempat beristirahat ternak ,atau tempat guling-gulingan ternak. kondisi vegetasi akan mengalami fasa perubahan masa ternak tetap berada di tempat itu.
b.      Suksesi dengan urutan berirama yang berasal dari gangguan berulang-ulang, mugkin siklis  tetapi mempunyai interval waktu satu gangguan dengan gangguan berikutnya. misalnya terjadi perubahan vegetasi karena adanya proses rotasi dalam pemanfaatan lahan pertanian.
c.       Suksesi dengan urutan katastrofik, yang terjadi secara hebat dan tiba-tiba, tidak berirama, seperti meletusnya gunung merapi, gempa bumi, kebakaran, penebangan, pengeringan habitat akuatika yang kesemuanya ini bisa menimbulkan dampak katastrofik pada komunitas tumbuhan, yang kemudian cepat atau lambat akan diikuti oleh suatu proses suksesi tumbuhan.
Perubahan vegetasi di alam sebenarnya bisa di bedakan dalam tiga bentuk umum yaitu:
a.       Perubahan fenologis yang tidak saja terjadi karena adanya masa-masa berbunga, berubah biji, berumbi, gugur daun dan sebagainya, tetapi juga terjadi pertumbuhan jenis-jenis tumbuhan tertentu dalam perjalanan waktu atau musim yang memperkaya komunitas tumbuhan itu.misalnya pada habitat padang pasir dengan hadirnya tumbuhan setahun dan geofita setelah hujan turun, dan ini terjadi satu kali untuk beberapa tahun.
b.      Perubahan suksesi sekunder yakni perubahan yang vegetasi yang non fenologis dan terjadi dalam ekosistem yang telah matang.ini termasuk suksesi normal, berirama dan katastrofik seperti yang di klasifikasikan oleh gams. suatu suksesi sekunder berasal hanya dari suatu kerusakan ekosistem secara tidak menyeluruh atau tidak total kerusakannya. Misalnya pada daerah pertanian setelah terjadi panenan. juga pada daerah hutan akiubat terjadinya pohon tumbang. Pada suksesi sekunder ini dapat bersifat satu arah atau siklik.
c.       Perubahan suksesi primer, berlainan dengan suksesi sekunder, pembentukan komunitas tumbuhan pada suksesi primer ini berasal dari suatu substrat yang sebelumnya tidak pernah mendukung komunitas tumbuhan.
Substrat baru yang terbentuk bisa berasal dari system air sebagai hasil dari proses pendangkalan, suksesi yang terjadi di sebut suksesi hidroseres(clements)atau hidrark (cooper).bila substrat baru berasal dari system darat, batuan, pasir, dan sebagainya maka suksesinya di sebut suksesi xeroseres atau xerark.




2.      Konsep Suksesi
a.       Sere
Seluruh seri komunitas yang terbentuk pada keadaan/waktu tertentu
b.      Suksesi
Suatu seri perubahan berurutan dan bertahap dari komunitas pada suatu wilayah ekosistem tertentu
c.       Klimaks
Suatu keadaan seimbang-dinamis dari populasi yang menentukan dalam perjalanan suksesi ekologis yang optimum.
Pada prinsipnya semua bentuk ekosistem akan mengalami perubahan baik struktur maupun fungsinya dalam perjalanan waktu. Beberapa perubahan mungkin hanya merupakan fluktuasi local kecil sifatnya, sehingga tidak memberikan arti yang penting. Perubahan lainnya mungkin sangat besar atau kuat sehingga mempengaruhi system secara keseluruhan.
Kajian perubahan ekosistem dan stabilitasnya memerlukan perhatian yang tidak sederhana, ini meliputi aspek-aspek yang sangat luas seperti siklus materi / nutrisi , produktivitas, konsep energy, kaitannya dengan masalah pertanian dan juga dengan masalah konservasi.
Perubahan ekosistem ini pada dasarnya  dapat di sebabkan berbagai penyebab utama yaitu:
a.         Akibat perubahan iklim
Perubahan atau fluktuasi iklim dalam skala dunia yang meliputi ribuan tahun telah memberikan reaksi penyusuaian dari ekosistem di dunia ini. Bentuk perubahan ini meliputi perubahan dalam perioda waktu yang lama dari penyebaran tumbuhan dan juga hewan. yang akhirnya sampai pada bentuk-bentuk ekosistem sekarang.
b.      Suksesi allogenik ( karena pengaruh dari luar)
Faktor luar seperti api, penginjakan, atau polusi dapat menginduksi perubahan ekosistem baik untuk sementara maupun waktu yang relative lama.
c.       Suksesi autogenik (karena pengaruh dari dalam)
Ini merupakan suksesi ekologi,yang dapat di artikan sebagai perubahan dalam ekosistem yang berkembang kearah pemasakan atau pematangan atau “ Steady state “.
Seperti yang di pahami bahwa ekosistem merupakan system yang terbuka, mempunyai kapasitas untuk pengaturan diri oleh system umpan balik negative. artinya ekosistem mengarah pada keseimbangannya, berupa ekosistem yang stabil.
Suksesi tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan misalnya di danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami pendangkalan oleh tanah yang terbawa oleh air. Danau yang telah tua ini disebut eutrofik.
Telah dijelaskan bahwa akhir suksesi adalah terbentuknya suatu komunitas klimaks. Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis komunitas klimaks sebagai berikut :
·         Hidroser yaitu sukses yang terbentuk di ekosistem air tawar.
·         Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau
·         xeroser yaitu suksesi yang terbentuk di daerah gurun.

B.     Tahapan – tahapan suksesi
Proses suksesi dapat terjadi melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
1.   Kolonisasi
Tahap awal dari suksesi adalah kolonisasi, selama tahap tersebut habitat yang kosong dipenuhi oleh oragisme – organisme. Kolonisasi ini memerlukan : pertama, bahwa organisme tersebut sampai dilokasi dan kedua,  organisme tersebut menjadi mantap disana. Kemampuan organisme untuk sampai pada suatu tempat tergantung pada kemampuan dispersal individu tersebut dan isolasi yang ada pada daerah tersebut.
2.   Modifikasi Tempat
Dari tahap kolonisasi, organisme – organisme yang berdiam didaerah itu akan mengubah sifat – sifat tempat tersebut. Koloni awal dari suksesi primer pada daerah terestial biasanya adalah mikroorganisme – mikroorganisme tanah seperti misalnya lichens (lumut kerak) yang meruakan kolonis permulaan dari bebatuan vulkanik. Organisme ini akan mempengaruhi sifat – sifat batuan yang didiami. Merupakan pengubahan sifat-sifat tempat (habitat) yang dilakukan oleh koloni makhluk hidup.
3.   Variabilitas Ruang
Tahap berikut dari modifikasi ruang adalah peningkatan variablitas ruang (spasial) habitat. Contohnya adalah Dryas drummndii adalah tanaman pembentuk hutan yang terpenting pada suksesi awal di Alaska. Tumbuhan ini menghasilkan gradient sifat tanah. Bahan organik tanah brvariasi pada bagian tengah hutan dan pada bagian tepi hutan.
Penutupan vegetasi umumnya berpengaruh pada perbaikan temperature, cahaya dan evaporasi. Oleh karena transpirasi hutan akan cenderung menciptakan kelembapan internal yang tinggi, kehilangan air dari organisme yang ada dihutan mungkin akan berkurang. Temperature udara akan lebih rendah dalam tegakan suksesi suksesi yang lebih tua.




17

Gambar: Proses suksesi
Dari proses-proses suksesi diatas menimbulkan keanekaragaman spesies produksi dan biomasa, pada dasarnya spesies hidup pada lingkungan habitat yang sangat gersang. Jenis pionering merupakan jenis generalis dengan relung yang lebar, mampu bertahan terhadap faktor abiotik yang tidak melemah karena pengaruh kekuatan intrakomunitas. Produksi primer dan biomasa komunitas pionering ternyata rendah jadi rasio produksi terhadap biomasa terjadi maksimum pada stadium awal suksesi.
Keanekaragaman komunitas pionering memang rendah, jadi jaringan pakan kurang berkembang, dan onteraksi interspesifik terjadi minimal. Apabila dalam peredaran waktu tidak terjadi perubahan ekosistem, komunitas pionir akan tetap ada selamanya. Namun dengan berkembangnya suksesi kegersangan ekosistem berkurang hasil kinerja jenis-jenis pionir itu sendiri atau karena adanya pasokan nutrisi dari luar yang memperbiki kegersangan. Proses suksesi demikian merupakan dinamika komunitas yang berlanjut memperbaiki ekosistem dalam perjalanan menemukan wujud puncak komunitas, yaitu klimaks. Penjelasan tersebut telah tertera pada bagan berikut.
Gambar: keanekaragaman spesies produksi dan biomasa pada proses suksesi
Untuk memperjelas proses suksesi keanekaragaman spesies produksi dan biomasa dapat dirinci dengan gambar seperti berikut ini.
Gambar: proses suksesi keanekaragaman spesies produksi dan biomasa pada proses suksesi
C.    Tipe-tipe suksesi
1.      suksesi primer versus sekunder
Pada Suksesi terdapat dua jenis yaitu yang dikenal dengan suksesi primer dan suksesi sekunder, yang membedakan antara suksesi primter dan suksesi sekunder terletak pada kondisi habitat pada awal proses suksesi terjadi, dibawah ini penjelasan mengenai suksesi primer dan suksesi sekunder :
a.      Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi ketika komunitas awal terganggu dan mengakibatkan hilangnya komunitas awal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal tersebut akan terbentuk substrat dan habitat baru.
1)      Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai.
2)      Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi.
Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karna aktivitas penguraian bercampur dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya. Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan subur. Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh. Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya.Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.
Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terus mengadakan pelapukan lahan. Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh. Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0l6304ZC4nXoQ47zkrGuZpmfHz6jtwAtslVDpDkLFKVawXS5OUK0ONk2iuwIvfCuzqXpgXqWUt8hfs_fddBcMYA1yt2BBn_gkbpI7P_wipGekZH8UMN_Eq1icHEe3TnkQrSJdG1te5fFt/s320/pulau_anak_krakatau_s.jpg
Gambar : Suksesi primer pada Pulau Anak Krakatau

Perubahan yang terjadi selam proses suksesi :
a)      Perkembangan sifat substrat/tanah
b)      Pertambahan kepadatan komunitas
c)      Peningkatan pemanfaatan SDL
d)     Perubahan iklim mikro
e)      Komunitas menjadi lebih kompleks

                                
16
Skema: Proses suksesi primer
b.      Suksesi Sekunder
Apabila dalam suatu ekosistem alami mengalami gangguan, baik secara alami ataupun buatan (karena manusia), dan gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme yang ada sehingga dalam ekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan lama masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja. Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLbjUI2Rk-O8xMUxTpM7fR7cqsaHNNp4ILT1GCL7rXNuq2LzwJjIRRvXcFt1fVR8amNLEkarXEsOZMTftvS9N0SJg7G0Z5klkXXy21kHXrwMtnRqndJVuSbI6uQJUDXLDZKqCmLVt9YI5i/s320/pict-indonesia-forest-11.jpg
Gambar 2.1.4A : Suksesi sekunder karena penebangan hutan
kebakaran_hutanhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif0YbRxNwV374nmHttF5UHIqWs7iulvFypQmPsVvcQ_JtsHczaKUdECil88m1wIDAs6gKlYqC04LigoFS7GgoxsxlYENnV5CdMrLy4hHoCI40Z5pHdpU8xHhk70j6lzCSYrZ16Ts51Eg4E/s320/Lahan+Terbakar.JPG
Gambar
2.1.4B : Suksesi sekunder karena kebakaran hutan
Kebakaran sering kali terjadi seiring dengan datangnya musim kering atau yang dikenal juga dengan musim kemarau. Kebakaran dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor baik yang disebabakan oleh kesalahan manusia maupun faktor kondisi alam, kebakaran yang terjadi karena gejala alam sering terjadi di musim kemarau dengan suhu panas yang tinggi memudahkan bahan organik kering mudah terbakar jika tersulut dengan api, bencana kebakaran pun lebih banyak menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi setelahnya dan bahkan menimbulkan kerugian material. Kebakaran tidak hanya terjadi di pemukinaan masyarakat, kebakaran hutan juga sering kali terjadi di sebagian wilayah Indonesia, bencana ini dapat melenyapkan ekosistem didalamnya. Tidak hanya hilangnya vegetasi hutan, kerusakan habitat satwa dan sumber pakannnya juga mengakibatkan mereka harus bergerak ke habitat lain.
Kebakaran pada tahun 2006 yang terjadi kawasan Taman Nasional Tanjung Puting menghabiskan hampir 1/5 kawasan SPTN III, Resort Tanjung Harapan daerah Beguruh yang sebagian besar vegetasinya hutan rawa gambut. Selain didaerah Beguruh kebakaran sering terjadi di SPTN I, Resort Pondok Ambung yang berbatasan dengan perkebunan sawit. Kebakaran yang terjadi dibelakang Stasiun Penelitian Pondok Ambung tujuh tahun yang lalu, tepatnya tanggal 20 Februari 2008 menyebabkan hilangnya vegetasi yang ada di sana, bencana yang menyebabkan hilangnya vegetasi seluas 6,6 ha yang terjadi akibat dari kelalaian manusia yang didukung dengan kondisi cuaca.
Kebakaran yang terjadi dapat dikendalikan dan api berhasil dipadamkan dengan kerjasama oleh berbagai pihak yang terkait dalam kurun waktu 5 jam, dalam proses pemadaman kendala yang dihadapi terkait dengan peralatan yang digunakan untuk pemadaman api. Dengan berjalannya waktu, hutan yang telah habis terbakar tersebut secara perlahan akan terjadi proses suksesi sekunder dimana jenis-jenis vegetasi pioneer akan tumbuh menggantikan vegetasi sebelumnya yang telah musnah, seiring dengan tumbuhnya vegetasi pioner ini menggundang satwaliar seperti rusa untuk datang dan memakan daun muda dan rumput yang terdapat disana. Proses suksesi akan terjadi bertahun-tahun untuk mengembalikankondisi hutan dengan tumbuh jenis-jenis yang toleran terhadap cahaya.
2.      autogenik versus allogenik
kekuatan yang ada dalam suksesi adalah pengaruh tumbuhan terhadap habitat. Tumbuhan dapat menaungi tumbuhan di bawahnya, menambah serasah menyebabkan fruktuasi tempartur, meningkatkan kelembapan, dan akarnya mengubah struktur dan kimia tanah. Modifikasi ini dapat mempengaruhi anakan yang tidak teadaptasi terhadap teduh kalah dalam kompetisi. Dalam kondisi seperti ini spesies lain akan mendominasi kawasan itu.suksesi yang terjadi seperti ini oleh Tanslay (1935) disebut suksesi autogenik (biotik).
Di pihak lain, suksesi allogenik disebabkan oleh perubahan lingkungan. Perubahan pantai dapat memukinkan terjadinya invasi spesies lain. Ini sebagai awal dari suksesi allogenik.



3.      progresif versus retrogresif
suksesi seringn menujun arah komunitas yang lebih besar dan kompleks dan biomasa yang meningkat serta habitat menjadi lembab. Suksesi tipe ini disebut suksesi progresif.
suksesi retrogresif menuju keararah yang berlawanan menjadi sederhana dan dapat menuju kearah habitat basah atau habitat kering. Misalnya penggembalan besar-besaran terhadap kawasan menjadikan komunitas menjadi sederhana.

4.      Siklik versus terarah
Kita telah membicarakan suksesi terarah yang ditandai dengan akumulasi perubahan yang mengarah pada perubahan besar komunitas. Namun di komunitas klimaks sekalipun akan terjadi perubahan, namun bersifat suksesi siklik pada skala lokal. Ini nterjadi karena lama hidup tumbuhan penutup adalah tertentu, dan tidak adanya tumbuhan penutup akan membuka kemungkinan terjadinya invasi tumbuhan lain pada komunitas klimaks anakan tumbuhan penutup teradaptasi secara baik dibawah induknya dan bila induknya mati, mereka akan menggantikan iduknya. Dalam hal ini akan terjadi suksesi siklik.
D.      Faktor yang memengaruhi proses suksesi
Faktor yang memengaruhi proses suksesi yaitu:
1.      Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan.
2.      Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu.
3.      Kecepatan pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut.
4.      Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora. dan benih lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh dalam proses perkecambahan.
5.      Jenis substrat baru yang terbentuk.
6.      Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji, sporam dan benih serta curah hujan.
7.      Sifat – sifat jenis tumbuhan
E.     Pendekatan Dalam Kajian Suksesi
Sejalan dengan perkembangan dari ekologi umumnya maka dalam kajian suksesi ini pun mengalami perkembangan,dan dapat di bagi dua periode pendekatan, yaitu pendekatan secara lama atau tradisional di satu fihak dan pendekatan yang di tujukan untuk melengkapi atau mengoreksi pendekatan lama berdasarkan konsep-konsep ekosistem yang mendasarinya di fihak lain
1.      Pendekatan Kajian Suksesi Lama /Tradisional
Teori suksesi pola pendekatan lama di dasarkan pada beberapa pemikiran yaitu:
a.       Suksesi adalah suatu proses perkembangan komunitas yang teratur dan meliputi perubahan komposisi jenis dan fungsi ekosistem melalui waktu tertentu,suksei merupakan proses yang progresip dan dapat di perkirakan.
b.      Fase awal dari suksesi struktur komunitas serhanan.dan di kuasai oleh tumbuhan berumur pendek.sere breikutnya menjadi lebih progresif ,lebih kompleks dan di kuasai oleh tumbuhan berumur panjang.
c.       Suksesi berkulminasi dalam komunitas klimaks ,yang paling besar ,paling efisien dan komunitas paling kompleks dari habitat yang mendukungnya.komunitas klimaks adalah stabil dan mandiri.
d.      Suksesi dari habitat yang berbeda dapat mengarah pada komunitas klimaks yang sama.pemikiran ini di sebut kesamaan akhir “equifinality” jadi baik hidroseres maupun xeroseres akan berkembang menjadi komunitas klimaks berupa hutans
e.       Faktor penting yang berpengaruh terhadap bentuk komunitas klimaks adalah iklim.cowles dan clements berpendapat bahwa untuk setiap daerah iklim akan mempunyai satu bentuk komunitas klimaks.pendapat ini d sebut teori monoklomaks .variasi local dari komunitas klimaks akan di tentukan oleh tanah,dan apabila di beri waktu yangcukup akan berkembang mengarah ke bentuk klimaks regional.
Teori suksesi tradisional / lama ini sangat kaku,lebih di tekankan pada pola berpikir deduktif dan pembuktian yang bersifat relative sangat sedikit kasus suksesi telah di kaji secara rinci karena perubahan meliputi waktu yang panjang beberapa decade dan sulit mengelola penelitian lapangan untuk waktu yang lama ini.

2.      Pola Pendekatan Suksesi Modern
Akhir-akhir ini timbul suatu pemikiran bahwa dalam kajian suksesi harus di perhitungkan pula segala aspek dari ekosistem untuk menggambarkan perubahan struktur dan fungsi ekosistem suksesi ini.
a.       Pola aliran energy
Selama suksesi mencapai klimaks pola energy dalam ekosistem berubah secara mendasar.perubahan ini di refleksikan dalam besaran standing crop dalam system.
1)      Selama fase seral awal masukan energy ke ekosistem lebih besar dari yang hilang.tumbuhan dan hewan komunitasnya berkembang ,mengakumulasi energy sebagai biomasa.bebereapa standing crop atau tegakan yang ada meningkat selama suksesi.
2)      Ketika komunitas klimaks di kembangkan maka steady state tercapai.dalam keadaan ini masukan energy ke ekosistem sama dengan energy yang hilang.hasilnya perubahan tegakan adalah kecil. aliran energy melalui sistempada fase klimaks adalah maksimum.
3)      Bila ekosistem terganggu oleh factor luar, misalnya kebakaran energi yang hilang mugkin lebih besar dari masukan energy dalam hal ini besaran tegakan dalam system menurun.
4)      Akumulasi energy sebagai biomasa selama suksesi paling besar dalam ekosistem daratan, tumbuhan terbesar membentuk komunitas klimaks .tegakkan berada dalam maksimumnya meskipun ada sedikit fluktuasi.
5)      Di ekosistem perairan, terutama laut, komuntias kliamkas  mungkin di nyatakan oleh fitiplankton .ukurannya yang kecil berarti standing crcopnya relative rendah / kecil, mungkin akumulasi dalam ekosistem rendah. tetapi laju metabolism tinggi sehingga memungkinkan untuk mempunyai produktivitas kotor yang tinggi.

b.      Produktivitas
Produktivitas kotor dari ekosistem meningkat selam suksesi sampai klimaksnya. peningkatan ini sebanding dengan keadaan standing cropnya. prosentase dari produktivitas kotor yang terfiksasi sebagai produktivitas bersih tidak terus meningkat sampai klimaksnya, hal ini akibat beberapa keadaan.
1)      Dalam fase seral awal tumbuhna dominan berkecenderungan untuk menjadi kecil dan berumur pendek. bentuk tumbuhan ini meliputi tumbuhan setahun, produktivitas bersihnya tinggi. Tumbuhnya yang kecil memerlukan energy yang relative sedikit untuk pengelolannya.
2)      Dalam fase seral akhir tumbuhan dominan berkecenderungan besar  dan berumur panjang, seperti pohon. ketika tumbuh sempurna memerlukan bagian yang besar dari produktivitas kotornya untuk respirasi dalam pengelolaan tumbuhnya. organisme muda berada dalam laju pertumbuhan maksimum dan dikarakterisasi oleh penurunan produktivitas bersih ketika dewasa. akibatnya tumbuhan besar dan berumur panjang mempunyai periode kehidupan dalam keadaan relative tidak produktif. hal ini terefleksikan dalam produktivitas dari ekosistem secara keseluruhan.

c.       Efisiensi Ekologi
Teori suksesi lama menyatakan bahwa proses suksesi membawa suatu komunitas untuk mencapai efesiensi konversi energy yang maksimum. energi merupakan sumber pembatas yang ekstrim bagi ekosistem, sehingga sangat logis apabila orang menduga bahwa kematangan akan tercapai pada saat ketersediaan energy berada dalam keadaan terbaik untuk bisa di manfaatkan. Padahal pemikiran ini bertentangan dengan apa yang di ketahui tentang pola aliran energy dan produktiviotas.
Telah dinyatakan bahwa dalam suatu suksesi primer , produktivitas kotor di mulai dengan nol kemudian meningkat, tetapi peningkatannya tidak dapat tanpa batasnya apabila produktivitas bersih menurun sampai mencapai klimaks, efesiensi konversi energy menurun dalam fase seral akhir.
Penurunan efesiensi ekologi dari suatu ekosistem yang matang adalah fungsi dari pola produktivitas dari tumbuhan besar, yang hidup dalam komunitas klimaks. tumbuhan mempunyai adaptasi yang tinggi untuk dapat tumbuh dengan cepat ketika muda dan peka, apabila telah besar dan mandiri maka rendahnya produktivitas bersih tidak menjadi masalah lagi.
d.      Struktur Trofik
Fase seral awal  ada alternative mempunyai rantai makanan yang pendek. kerusakan dapat terjadi dengan mudah, apabila salah satu rantai hilang maka tidak ada alternative pengaliran air lagi energy. begitu pelapisan dari ekosistem terbentuk dan  versitas jenis meningkat maka struktur trofilmenjadi lebih kompleks dan terbentuk jaring makanan.
Struktur trofil yang lebih kompleks menghasilkan ekosistem yang stabil. Berbagai kemungkinan aliran energy tidak lagi menjadi masalah apabila salah satu dari mata rantai rusak atau terganggu .rantai makanan detritus memegan peranan penting pada ekosistem matang ini.

e.       Perubahan siklus Nutrisi
Teori lama memperkirakan bahwa suksesi menghasilkan komunitas yang stabil dan siklus materi yang lebih efisien. Hal ini adalah benar untuk kebanyakan ekosistem daratan, tetapi tidaklah demikian untuk ekosistem perairan.
Dalam setiap proses suksesi jumlah nutrisi yang bersiklus dalam setiap fase awal adalah kecil. penimbunan dalam ekosistem juga kecil. Pertukaran nutrisi antara komponen biotic dan abiotik terjadi cepat karena umur organismenya pendek. peranan detritus dalam regenerasi dalam nutrisi kurang penting.f asa organic dari siklus kurang berkembang akibatnya nutrisi dapat bergerak ke dalam dan keluar dari system dengan mudah , maka siklus nutrisinya terbuka.
Meningkatnya biomasa pada fase seral akhir berarti tingginya jumlah nutrisi yang di simpan dalam system. Laju siklus nutrisi menjadi lambat akibat system di domonasi oleh organism yang umur panjang. Jumlah nutrisi yang di perlukan pada fase seral akhir ini besar. tumbuhan besar dari komunitas klimaks mempunyai system akar yang luar biasa yang sangat efektif dalam menyerap nutrisi. peranan detritus dalam regenerasi nutrisi adalah penting.
Karaktersitika ini berarti bahwa system yang matang mempunyai kemampuan untuk menahan nutrisi untuk waktu yang lama. masa organik dari nutrisi adalah berkembang dengan baik sehingga tidak banyak nutrisi di keluarkan dari perbatasan ekosistem. siklus nutrisi menjadi lebih tertutup dan sempurna hal ini relative efisien dan keseimbangan akan terbentuk.jumlah dan laju siklus nutrisi dalam suksesi di lautan dan biasanya sampai menurun sampai klimaks, dengan demikian serekarekteristika ini berkembang sebagai hasil dari pengembalian nutrisi dari dasar yang tidak efisien. nutrisi di lepas dari organic mati ke dasar perairan dan tidak di kembalikan ke permukaan yang produktif.
f.       Struktur dan Keaneragaman
1)      Stratifikasi
Sere awal biasanya terdiri dari kelompok-kelompok tumbuhan pendek yang tidak merata penyebarannya dan dengan pelapisan yang sederhana. suksesi berjalan terus , tumbuhan yang lebih tinggi bentuk lapisan tambahan dan terjadi peneduhan .Koloni tumbuhan lama menyingkir dari keteduhan dan diganti dengan jenis tumbuhan bawah lainnya yang biasa hidup dibawah naungan perdu, suatu formasi hutan klimaks akhirnya terbentuk dengan identifikasinya yang kompleks .untuk hutan tropika misalnya di kenal dengan pelapisan dari kanopi pohon, lapisan perdu, dan lapisan dasar yang terdiri dari lumut.
Pengecualian-pengecualian untuk terbentuknya stratifikasi kompleks ini memang juga bisa terjadi, misalnya pada hutan , lapisan kanopi pohon yang kerap dan mengakibatkan energy cahaya tidak memungkinkan untuk menunjang vegetasi dasar. fenomena ini dapat diketemukan di hutan alami yang padat atau rapat kanopinya, baik di tropika maupun di temperate.
Meningkatnya kekomplekkan struktur vertical dari ekosistem didikuti oleh agregasispasial dari fungsi di antara lapisan, contoh yang baik adalah di hutan, fotosintesis terjadi di lapisan kanopi pohon, penguraian berada di lapisan dasar atau permukaan tanah, dan batang-batang pohon mengangkut kembali nutrisi ke kanopi.
Pelapisan yang sama dari struktur dan fungsi terjadi selama suksesi di lautan dan danau. produksi terjadi di lapisan permukaan sedangkan pengeruaian lebih banyak terjadi pada dasar perairan. nutrisi di kembalikan ke permukaan akibat pengadukan oleh arus atau angin. Dengan demikian meskipun ada perbedaan dalam pengendalian nutrisi ,rupanya untuk semua ekosistem berkembang pelapisan dari struktur dan fungsi selama suksesi.
2)      Keaneragaman Jenis
Peningkatan yang cepat dari jumlah jenis merupakan gambaran pada fasa awal suksesi ,banyak tumbuhan yang berkoloni .Gambaran pertama  dari suksesi , peningkatan diversitas jenis cepat .dan fasa berikutnya laju peningkatan berjalan lambat. jumlah jenis yang berbeda dalam ekosistem mungkin meningkat terusa sampai terbentuknya komunitas klimaks. tetapi banyak pula terjadi penurunan keaneragaman sampai akhir dari suksesi.
Penurunan keaneragaman ini terjadi akibat kompetisi , tumbuhan yang dominan pada seral akhir besar-besar dan lebih kompleks, sejarah pertumbuhannya daripada tumbuhan pada seral awal. Dengan demikian hasil dari kompetesi tidak banyak terbentuk ragam dari jenis.pada suksesi dengan hasil akhir hanya terdiri dari beberapa jenis dominan, seral intermedier mengandung jumlah yang maksimum.
Keaneragaman jenis dapat meningkat terus sebagai komunitas klimaks, apabila struktur dan energy yang tersedia mendukungnya. contoh yang baik adalah di tropika, hutan penghujan tropika mempunyai struktur yang kompleks dan di dominasi berbagai jenis tumbuhan serta di suplai oleh sejumlah energy yang melimpah berbagai habitat tercipta dan terpakai sampai terbentuk klimaks.
F.     Konsep Klimaks
Skema: konsep klimaks

1.      Teori-teori dalam klimaks
Teori tradisional menyatakan bahwa suksesi ekologi mengarah kepada suatu komunitas akhir yang stabil yaitu klimaks. Fasa klimaks ini mempunyai sifat-sifat tertentu ,dan yang terpenting adalah :
a.       Fase klimaks  merupakan system yang stabil dalam keseimbangannya antara lingkungan biologi dengan lingkungan non biologinya.
b.      Komposisi jenis pada fasa klimaks relative tetap atau tidak berubah
c.       Pada fasa klimaks tidak ada akumulasi tahunan berlebihan dari materi organic ,sehingga tidak ada perubahan yang tidak berarti.
d.      Fasa klimaks dapat mengelola diri sendiri atau mandiri.
Pembentukkan komunitas klimaks sangat dipengaruhi oleh musim dan biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominan. Berdasarkan pengaruh musim terhadap bentuknya komunitas klimaks, terdapat dua teori sebagai berikut :
1)      Teori monoklimaks
Dalam teorinya pada tahun 1916 clements menyatakan bahwa komunitas klimaks untuk suatu kawasan semata-mata merupakan fungsi dari iklim. Dia memperkirakan bahwa pada waktu yang cukup dan bebas dari berbagai, pengaruh gangguan luar suatu bentuk umum mengatasi klimaks yang sama akan terbentuk untuk setiap daerah iklimyang sama . dengan demikian iklim sangat yang menentukan batas dari formasi klimaks. Pemikiran ini di fahami sebagai teori monoklimaks dan di terima secara luas oleh para pakar botani pada pertengahan awal dari abad ini.
Clements dan para pendukungnya dari teori monoklimaks ini tidak melihat kenyataan bahwa banyak sekali variasi lokal dalam suatu vegetasi yang telah berada dalam suatu bentuk klimaks di suatu daerah iklim tertentu. Variasi-variasi ini oleh clements dianggap fasa seral meskipun berada dalam keadaan stabil. clements menganut teori klimaks ini di dasarkan pada keyakinan dan waktu yang panjang, di mana perbedaan-perbedaan local dari suatu vegetasi akibat kondisi tanahnya akan tetap berubah menjadi bentuk vegetasi regiolnya apabila di beri waktu cukup lama.
Penanaman-penanaman khusus di berikan untuk menggambarkan perbedaan-perbedaan vegetasi local ini. istilah subklimaks di pergunakan untuk suatu fase seral akhir yang berkepanjangan yang akhirnya akan berkembang juga ke bentuk klimaksnya. sedangkan istilah “Disklimaks” di pakai untuk komunitas tumbuhan yang menggantikan bentuk klimaks setelah terjadi kerusakan.

Skema: Proses terjadinya vegetasi klimaks paham monoklimaks


2)      Teori Poliklimaks
Beberapa pakar biologi berpendapat bahwa teori monoklimaks terlalu kaku .Tidak memberikan kemungkinan untuk menerangkan variasi lokal dalam suatu komunitas tumbuhan.
Dalam tahun 1939 Tansley ,seorang pakar botani dari inggris ,mengusulkan suatu alternative yaitu teori poliklimaks, dengan teori ini memungkinkan untuk mendapat mosaic Dari bentuk klimaks dari setiap daerah iklim. Dia menyadari bahwa komunitas klimaks erat hubungannya dengan berbagai factor yang mempengaruhinya yaitu meliputi tanah, drainase  ,dan berbagai factor lainnya .teori poliklimaks mengenai kepentingan dari iklim. tetapi factor-faktor lain hendaknya jangan di pandang sebagai fenomena yang bersifat temporal.
Teori poloklimaks mempunyai keuntungan yang besar, dalam memandang semua komunitas tumbuhan yang sifatnya stabil bisa dianggap sebagai bentuk klimaks. Teori poliklimaks ini ternyata pendekatannya tidak bersifat kaku, sehingga dapat di terima di kalangan pakar secara luas.
3)      Teori Potensi Biotik atau pola Klimaks Hipotetis
Dalam tiga decade terakhir para pakar menyadari bahwa komunitas klimaks tidak di tentukan oleh hanya satu atau beberapa factor pengontrol. Setiap komunitas merupakan fungsi dari semua factor lingkungan yang berinteraksi terhadapnya.seperti iklim, tanah, topografi dsb. Dengan demikian sekian banyak bentuk klimaks akan terjadi akibat kombinasi dari kondisi-kondisi tadi. perhatikan konsep factor holosinotik atau holismal.
Pemikran ini pertama-tama di formulasikan oleh R.H WHITAKER tahun 1990an . Ia menekankan bahwa komunitas alami teadaptasi terhadap seluruh pola dari factor lingkungan.dan komunitas klimaks itu akan bervariasi secara teratur meliputi suatu region dan merefleksikan perubahan factor-faktor (suhu, tanah, bentuk lahan dsb) secar gradual, klimaks dari sewtiap itu. Pemikiran ini di kenal sebagai pola klimaks hipotesis atau teori potensial biuotik.
Pendekatan ini sedikit lebih abstrak dari pada teori monoklimaks dan poloklimaks. Pendekatan ini member kemungkinan untuk penelahan yang lebih realistic dari komunitas klimaks.
Pada dewasa ini timbul tantangan-tantangan baru terhadap konsep-konsep klimaks ini. Berbagai ahll percaya bahwa suksesi berkecenderungan membentuk ekosistem yang kompleks dan lebih stabil, tetapi mereka merasakan bahwa karakteristika dari hasil akhir perlu untuk dikaji kembali. Ini merupakan tantangan untuk kemajuan ekologi, dimana pada dewasa ini telah masuk dalam kajian yang modern dan tidak terbelenggu dalam pola pemikiran yang bersifat filosofis serta deskriptif lagi.
2.      Polemik tentang klimaks
Teori klimaks yang dikembangan oleh F.E. Clement (1916) banyak disanggah oleh banyak pakar. Menurut teori itu proses suksesi menuju klimaks sepenuhnya dikendalikan oleh iklim hingga arah dan akhirnya akan dapat diperhitungkan. Klimaks demikian itu disebut iklim klimaks (climatic climax).
Pelopor teori baru (Whittaker, 1953) mengatakan bahwa bukan hanya iklim yang mengendalikan suksesi, juga faktor lain yang mempengaruhi variasi alami lingkungan abiotik seperti heterogenitas lingkungan setempat variasi topografi yang lebih luas, dan variasi tanah. Dengan demikian puncak dinamika suksesi sesungguhnya tidak dapat diduga, tidak jelas arah dan hasilnya karena banyak contoh klimaks yang berbentuk sama sekali bukan iklim klimaks.
Contoh yang seringkali diajukan oleh pakar baru misalnya komunitas yang diterjang erosi attau kebakaran. Hanya populasi spesies yang tahan erosi dan kebakaran yang  bertahan dan membangun klimaks sendiri yang stabil walaupun terjadi di lingkungan iklim yang sama.
Contoh lain dikemukakan dari California pada komunitas spesies Douglas-fir yang didesak oleh spesies kayu keras dan membentuk komunitas baru yan stabil juga dalam lingkungan iklim yang sama. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berusaha menciptakan komunitasnya untuk pertanian, pemancingan atau perberuan, yang dapat mengembangkan, secara alami komunitas baru yang spesisnya tidak diinginkan manusia.
3.      Komunitas klimaks dan iklim regional
Iklim regional tidak konstan. Data fosil cukup cermat dari perubahan ekosistem timur laut amerika serikat dan tenggara Canada menguraikan situasi itu. Selama 14.000 tahun ditempat itu jelas kelihatan perubahannya pada waktu terjadi sururtnya gunung-gunung es dikutub, yang menyebabkan iklim lebih hangat dan kemudian berangsur –angsur mendingin kembali sampai sekarang. Bertolak dari surutnya zaman es, wilayah itu ditumbuhi hutan tundra yang sekitar 9.500 tahun yang lalu berubah menjadi hutan-hutan campuran dan didominasi jenis-jenis pinus, yang sekitar 7.000 tahun yang lalu berangsur-angsur menjadi hutan campuran kayu keras yang berlangsung sampai 6.700 tahun yang lalu. Selama 300 tahun yang lalu sampai searang hutan hutan kayu keras itu didesak oleh kegiatan manusia yang membakar hutan untuk pertanian.
Data tersebut memang menunjukan pengaruh iklim regional terhadap berbagai klimaks komunitas yang berlangsung sangat lambat, tetapi dapat terlihat bahwa klimaks itu terwujud lebih banyak karena proses suksesi dan kekuatan seleksi alam dari organisme itu sendiri.
Bahwa proses seleksi sangat sangat mengemuka turut menentukan klimaks suatu komunitas diperkuat oleh analisis evolusi komunitas organisme terestis yang telah diterima luas oleh para pakar.
Tipe jaringan pakan modern dapat dikatakan terwujud 250 juta tahun yang lalu pada awal tampil mengisi relung-relungnya. Selama 100 juta tahun sebelumnya sejak 350 tahun yang lalu jenis-jenis amfibi yang merupakan organisme akuatik yang hidup dari ikan dan invertebrate (gambar 7.14a) memasuki daratan mencari serangga karena amfibi adalah karnifora dan kembali ke perairan. Dengan demikian amfibi bukan organisme terestis pertama, tetapi jenis reptilia yang sebenarnya mulai muncul selama 100 juta tahun sejak 250 juta tahun lalu, yang kemudian menjadi kenyataan pada 250 juta tahun yang lalu. Tepatnya pada 300 juta tahun yang lalu reptilia pertama tampil sebagai invertebrata terestis tetapi belum juga dapat mengisi seluruh relung karnivora terestis hingga arus energy masih diteruskan melalui jalur akuatik (gambar 7.14b). jalur rantai pakan pada kurun waktu ini adalah tumbuhan akuatik → invertebrate akuatik → vertebrata akuatik pemekan invertebrate → predator semiakuatik →predator terestis. Vertebrata herbivora terestis dapat dikatakan makin dewasa pada 250 juta tahun yang lalu sejak itu jaringan pakan modern dapat dikatakan terwujud di mana relung-relungya terisi vertebrata dan invertebrate (gambar 7.14c). tentu saja banyak faktor yang memadukan evolusi komunitas yang terjadi itu. Iklim regional memang berperan, misalnya terjadi secara menonjol dan mendorong interaksi dinamik antar populasi yang merupakan kekuatan nyata. Disisi lain dinamika interaksi populasi terbukti menjadi pendorong utama proses suksesi yang membuktikan pula bahwa komunitas-komunitas merupakan satuan-satuan yang selalu dalam dinamika.  
Gambar: Bagan Komunitas klimaks dan iklim regional


G.    Beberapa Permasalahan Konsep Suksesi
1.      Stabilitas
Konsep klimaks lama menyatakan secara tidak langsung suatu keadaan keseimbangan dengan lingkungan, terutama yang di anggap penting adalah factor iklim.pendekata ini8 adalah lemah ,karena iklim sepertidi ketahui adalah teratur dan berfluktuasi , terutama di daerah temperatur. Dengan demikian akan tidak mungkin untuk untuk suatu vegetasi menjadi benar-benar sesuai dengan keadaan iklim itu, lain halnya dengan situasi di daerah katulistiwa , perubahan iklim relative tidak banyak terjadi. dengan demikian konsep ini masih bisa di terima. Meskipun demikian untuk daerah iklim yang relatip stabil inipun keseimbangan komunitas klimaks tidaklah absolute sifatnya,masih terjadi perubahan-perubahan komposisi jenis akibat adanya migrasi atau perubahan anggota populasi.
Berdasarkan keadaan ini , akan lebih realistis untuk menganggap fasa klimaks dari suatu komunitas mencapai kestabilan yang relatip. perubahan-perubahan masih tetap akan terjadi berdasarkan arah tertentu , dalam hal ini mengikuti arah perubahan iklim.
Perbedaan yang penting antara fasa klimaks dengan fasa-fasa sebelumnya dalam laju perubahnnya, dalam fasa seral laju perubahan adalah cepat , sedangkan dalam fasa klimaks terjadi perubahan minimal.
2.      Kemantapan
Kemantapan adalah pusat perhatian pola berfikir konsep lama fasa klimaks.sangat sedikit komunitas yang benar-benar terllihat mantap baik struktur maupun komposisi jenisnya. Mereka berkecenderungan menjadi terbatas atau di batasi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang kurang menunjang,seperti di padang pasir.
Komunitas klimaks umumnya mantap dalam hal strukturnya tetapi tidak dalam komposisi jenisnya. misalnya formasi hutan seluruh berada di suatu daerah untuk ribuan tahun, tetapi campuran dari pohon-pohon dominan dan asosiasi ktumbuhan dasarnya akan merubah merefleksikan perubahan iklim
Beberapa komunitas klimaks jelas-jelas tidak mantap, mengalami perkembangan siklis. Pohon yang dominan pada suatu komunitas klimaks sering tidak mau melakukan regenerasi secara langsung di bawah naungan pohon induknya. Hal ini disebabkan kondisi tanah yang tercipta tidak cocok untuk anakan pohon tadi. sehingga di bawah naungan pohon dominan tadi akan tumbuh jenis –jenis pohon lainnya termasuk , mungkin jenis seral, Dengan demikian akan terjadi perubahan struktur dan kompiosisi dari komunitas klimaks ini, ada kemungkinan komunitas klimaks akan berubah menjadi bentuk seral kembali. tetapi kondisi baru ini akan memungkinkan untuk tumbuhnya anakabn pohon yang dominan pada masa klimaks tadi  maka terjadilah perubahan siklis dalam perjalanan waktu.
3.      Suksesi dan Keteraturan
Apabila pandangan tradisional tentang komunitas klimaks mempermasalahkan, pertanyaan harus di lanjutkan apakah pendapat bahwa suksesi sebagai suatu proses teratur yang menbgarah pada suatu bentuk akhir dari komunitas yang dapat di perkireakan perlu di kaji kembali?

H.    Suksesi Sebagai Pergantian Dari Jenis Oportunis Oleh Jenis Keseimbangan
1.      Jenis keseimbangan
Suksesi ekologi nampaknya sebagai hasil dari penyebaran dan pemantapan dari individu-individu tumbuhan. hal ini akan lebih mudah di pahami bila di kaitkan dengan strategi-strategi secara individual dari jenis-jenis tumbuhan dalam kehidupannya.
Strategi-strategi ini dapat di bagi dalam dua kelompok utama , yaitu kelompok oportunis, teradaptasi untuk menguasai daerah terbuka dan dalam ekosistem yang masih dalam perkembangannya. Kelompok lainnya adalah kelompok keseimbangan.
a.       Strategi Opertunis
1)      Tumbuhan Pioner adalah Opertunis, teradaptasi untuk menguasai daerah terbuka, menghasilkan sejumlah besar biji-biji yang mudah sekali menyebar.untuk itu mereka harus produktif sekali dan pemanfaatan energinya ditujukan untuk penyebaran.
2)      Jenis oportunis adalah kecil ,hal ini di sebabkan produktivitas bersihnya diutamakan untuk produksi biji, juga bagi mereka tidak di perlukan tumbuh menjadi besar bentuknya.kompetisi di antara individu tumbuhan adalah minimal pada daerah yang terbuka inbi.bentuk-bentuk yang tinggi tidak bermanfaat untuk habita seperti ini.
3)      Jenis oportunis berumur pendek, Berupa tumbuhans etahun ,siklus hisdupnya dilengkapi dalam satu musim tumbuhan, memungkinkan mereka untuk menyimpan sejumlah energy dalm oragan produksi dan sebagian daripadanya dirubah untuk menghasilkan tumbuhnya,Misalkan menghasilkan umbi, rimpang dll.yang tahan terhadap perubahan lingkungan.
4)      Jenis oportunis adalah generalis dapat bertleransi luas terhadap berbagai kondisi lingkungan. terutama terhadap bentuk tanha, suhu, dan kelembapan.tetapi biasanya memerlukan habitat terbuka dan tidak terlalu toleran terhadap peneduhan.
b.      Strategi keseimbangan
1)      Jenis keseimbangan merupakan jenis-jenis yang tumbuh dari fasa-fasa akhir dari suksesi dan fasa klimaks .beradaptasi untuk hidup pada lingkungan ,yang stabil dan dapat diperkirakan.
2)      Jenis keseimbangan dapat bersaing secara efektif melawan klimaks lainnya.untuk itu harus merupakan jenis dominan.tumbuh tinggi dan berumur panjang.,tumbuhan perennial jenis keseimbangan menyalurkan  sebagian besar dari hasil produktivitas bersihnya untuk membentuk dan mengelola tubuhnya yang besar.
3)      Jenis  Keseimbangan biasanya mempunyai kemampuan yang berupa dalm penyebaran,menghasilkan sedikit biji yang relative besar-besar.dengan demikian perluasan daerah penyebarannya rapat.
4)      Jenis Keseimbangan adalah spesialis meguasai kondisi lingkungan tertentu ,mereka akan mengan dalam kompetisi di lingkungan tertentu ,tetapi tidak dapat bertoleransi untuk kondisi-kondisi lainnya.

I.       Beberapa Contoh Suksesi
Beberapa contoh dinbawah ini akan memberikan gambaran dari proses suksesi ,baik hidrosere maupun xerosere,dan memperlihatkan bagaiman terjadinya perubahan struktur dan komposisi komunitas dari yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
1.      Danau gatun di terusan Panama ,amerika tengah
a.      Komunitas tumbuhan air terapung ,terdiri dari Salvia aiuriculate, pistiastratioites, Eichorniaazurea, Utriculariamixta, Jussieua catans.
b.      Komunitas teratai, Nymphaeaampla bercampur dengan jenis-jenis di atas.
c.       Komunitas tumbuhan air menjulang,yang terbanyak adalah Thypa angsutifolia, Acrostychum danaeifolium, Crinum erubescens, Hibiscus sororius dan Saqitaria lancifolia.
d.      Komunitas rawa buluh ,terdiri dari Cyperus qiqnteus, Scirpus cubensis dan jenis-jenis Cyperaceae lainnya.bersama-sama dengan rumput rumput besar seperti Phraqmites communis dan Gynerium sagittatum,yang juga terdapat Jussieuasuffruticosa (herba dikotil) dan paku-pakuan.
e.       Komunitas rawa belukar terdiri dari Dalbergia castophylla dan keladi tinggi Montrichardia arborescens.

2.      Danau Victoria di Afrika timur
a.       Vegetasi tumbuhan terapung dan terendam, Nymphaea, Ceratophyllu, Trapa dan lain-lain
b.      Komunitas paku-pakuan dan Cyperaceae merupakan campuran antara paku-pakuan, Cyperaceae, Poaceae dan herba.
c.       Rawa lymnophyton,di kuasai oleh Cyperus papyrus dan rumput Mischanthidium violaceum dengan Lymnophyton obtusitolium sebagai subdominant.
d.      Rawa papyrus ,yang dominan hanya Cyperus Papyrus di serai oleh jenis lainnya sebagai tambahan.
e.       Rawa palm phoenix ,banyak pohon-pohon yang tingginya 6-9m, di antaranya Phoenix reclinata dan Mitraqyna Stipulosa.
f.       Hutan hujan Tropis

Contoh suksesi yang bersifat xerosere di ambil dari letusan berapi yaitu dari gunung berapi di hawai dan di kemukakan oleh Doty tahun 1967dan Atkinson pada tahun 1970.dan gunung Krakatau yang di kemukakan oleh Richard pada tahun 1964 dan juga sebelumnya oleh Van borsum W th 1950 serta gunung Helens th 1980.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvDaQiewUK5maoIfxawuDSKPO1m1WNCrJXf2zS6UpYRTGBkDEkLoYWcMW91cARRWsjVL1ll4I-E8TO9uejPvdq_T19irs_9K8mdpZAbQqH9Z_AO0o3JQeHwWU4Hd_Licshwr72EenS34rI/s640/Gunung+St.+Helens+Ketika+Meletus+Tahun+1980.jpg
Gambar: Gunung St. Helens Ketika Meletus (1980)
J.        Suksesi dan Pertanian
Konsep suksesi mempunyai hubungan langsung terhadap berbagai kegiatan manusia.Yang paling penting adalah dalam bidang pertanian untuk mendapatkan produksi maksimal yang di dasarkan pada pertentangan-pertentangan yang bersifat ekologi.
Tanaman peliharaan umunya merupakan tumbuhan yang mampu mempergunakan kesempatan dalam memanfaatkan lingkungan yang belum stabil, dalam konsep suksesi di kenal dengan jenis oportunis yang biasanya hidup pada fasa-fasa awal sampai fasa tengah dari sesenya.tumbuhan ini hidup cepat pada daerah yang terbuka, menyuimpan sebagian hasil produktivitasnya pada struktur-struktur reproduksi seperti biji.Dengan demikian dapat di pergunakan sebagai sumber makanan bagi manusia.
Beberapa tanaman pertanian dapat di kelompokkan dalam jenis-jenis pos-pionir .misalnya ubi jalar ,mempunyai oragan penimbun dalam tanah .ini merupakan karakteristika jenis tumbuhan yang berada pada fasa-fasa awal suksesi.kemudian umumnya pohon merupakan karakteristika dari fasa seral tengah,dan manusia dapat memanfaatkannya berupa buahnya atau kayunya.kesemua jenis tanaman ini mempunyai produktivitas bersih yang tinggi dan hidupnya relative pendek.
Selama ekosistem pertanian menyerupai fasa seral awal,maka kurang stabil.Dengan demikian komunitas yang yang tidak stabil ini harus dikelola oleh manusia,secra ekologi di sebut pengelolaan buatan yang bersifat non alami. Penegelolaan buatan ini misalnya perumputan,penyemprotan untuk menjaga dari hama dan penyakit,,dengan demikian memerlukan sejumlah subsidi energy.
Siklus nutrisi dari komunitas seral,seperti kegiatan pertanian ,merupakan suiklus yang terbuka,dengan demikian kehilangan sejumlah nutrisi yang keluar dari system merupakan jarak karakteristiknya,akibatnya penambahan sejumlah nutrisi ke dalam system adalah mutlak di perlukan ,yaitu berupa pemupukan dan masukan materi lainnya.
Kegiatan pertanian memerlukan lahan-lahan baru ,membuka lahan baru ini berarti mengembalikan komunitas ke fasa awal lagi.akibatnya tidak saja kehilangan jenis-jenis yang sudah beradaptasi dengan baik terhadap dengan baik terhadap kondisi lingkungan yang ada.tetapi juga menganggu siklus nutrisi yang di kembangkan oleh system secara skala besar,yang akhirnya menganggu kematangan dari komunitas tersebut.

K.      Dampak Negatif Dan Positif Dari Suksesi
1.      Dampak Negatif :
a.       Berbagai tumbuhan liar akan hidup atau tumbuh dan mengubah semua karakteristika dari vegetasi asalnya.
b.      Penurunan kadar zat hara dari tanah, misalnya akibat degradasi habitat.
c.       Suatu komunitas tumbuhan akibat adanya longsor, banjir, letusan gunung berapi dan atau pengaruh kegiatan manusia akan mengalami gangguan atau kerusakan yang parah. Mengakibatkan tanah gersang, kehilangan nutrisi organik, permukaan sangat terbuka dan kondisinya belum menunjang kehidupan di atasnya.

2.      Dampak Positif :
a.       Terjadinya suksesi proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil, Komunitas menjadi lebih kompleks.
b.      Bagi Tumbuhan pioner, tumbuhan ini akan menciptakan kondisi lingkungan tertentu yang memberikan kemungkinan untuk hidup tumbuhan lainnya. Koloni tumbuhan pionir ini akan menghasilkan proses pembentukan lapisan tanah memecah batuan dengan akarnya dan membebaskan materi organic ketika terjadi pelapukan dari tumbuhan yang mati.




















BAB III
KESIMPULAN
A.    Kesimpulan
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Perubahan ekosistem ini pada dasarnya  dapat di sebabkan sebagai penyebab utama yaitu:
1.    Akibat perubahan iklim
2.    suksesi allogenik ( karena pengaruh dari luar)
3.    suksesi autogenik (karena pengaruh dari dalam)
Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis). Di alam ini terdapat dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder. Suksesi juga berkaitan dengan pertanian dimana komunitas yang yang tidak stabil dikelola oleh manusia,secara ekologi di sebut pengelolaan buatan yang bersifat non alami. Dampak dari adanya suksesi yaitu Mengakibatkan tanah gersang, kehilangan nutrisi organik, permukaan sangat terbuka dan kondisinya belum menunjang kehidupan di atasnya. Namun suksesi dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil, komunitas menjadi lebih kompleks.
B.     Saran
Dari uraian yang telah dijelaskan diatas dapat diambil refleksi yang ditujukan pada pembaca agar mengaplikasi konsep suksesi untuk diterapkan pada kehidupan kita sehari-hari agar dapat meminimalisir dampak kerusakan alam.

DAFTAR PUSTAKA

Subroto,  Trisno Hadi.1990. Ekologi Dasar. Bandung: Institut Teknologi Bandung
Syafei, Surasana Eden. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

No comments:

Post a Comment