LAPORAN
PRAKTIKUM
JARINGAN
DARAH
DOSEN
PEMBIMBING: Dr.SUPIANA DIAN.M,Kes.
OLEH
: ALI MUSTOFA
2013-C
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PGRI RONGGOLAWE (UNIROW) TUBAN
Jalan raya manuggal no.61 tuban.Telp.(0356)322233
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Darah adalah cairan jaringan
yang dialirkan melalui pembuluh darah. Darah terdiri atas sel-sel merah
(sel darah putih dan sel darah merah), trombosit (keping darah),dan plasma
darah. Ada beberapa sistem penggolongan darah pada manusia, misalnya sistem ABO
dan rhesus (Rh). Dasar penggolongan darah adalah adanya aglutinogen (antigen)
di dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi) di dalam
plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan dan aglutinin adalah
zat yang menggumpalkan.
Dr. Landsteiner merupakan
penemu sistem ABO. Dalam sistem ABO, ada tidaknya antigen tipe A dan B di
dalam sel darah merah menentukan golongan darah seseorang. Sistem tersebut
mengelompokkan darah manusia menjadi empat golongan, yaitu, A, B, AB, dan O . Berdasarkan uraian diatas maka yang
melatarbelakangi praktikan ini adalah mengetahui teknik uji golongan darah.
Darah adalah jaringan cair yang
terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma
dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah
secara keseluruhan kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan,
sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam
nilai hematokrit atau volume darah yang dipadatkan yang berkisar antara 40
sampai 47.
Sistem penggolongan yang umum
dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner
menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga
menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar
macam antigen yang ditemukan tersebut.
Fungsi penggolongan darah manusia
sangat besar manfaatnya, yaitu untuk transfusi darah dan membantu penyelidikan
tindak kriminal. Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang yang
disebut dengan donor. Kepada orang yang memerlukan yang disebut dengan
resipien. Dalam proses transfusi darah diusahakan agar aglutinogen pada darah
donor tidak berjumpa dengan zat antinya yang terdapat di dalam plasma darah
resipien. Pada umumnya transfusi darah dapat dilakukan dalam keadaan sebagai
berikut : kecelakaan dan tubuh luka parah, tubuh yang terbakar, penyakit
kronis, kekurangan darah yang akut, pada saat tubuh kehilangan banyak darah,
misalnya pada waktu operasi (Prawirohartono, 1995).
Penggolongan darah penting dilakukan
sebelum transfusi darah karena pencampuran golongan darah yang tidak cocok
menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah (Samsuri, 2004).
Untuk menentukan golongan darah
pedomannya sebagai berikut:
Genotype
|
Golongan
|
Agutinogen
|
Aglutinin
|
OO
|
O
|
-
|
anti-A dan anti-B
|
OA / AA
|
A
|
A
|
anti-B
|
OB / BB
|
B
|
B
|
anti-A
|
AB
|
AB
|
A dan B
|
-
|
Jika darah seseorang yang diuji
dicampur dengan serum aglutinin A mengalami penggumpalan, maka kemungkinan
golongan darah orang tersebut adalah A atau AB. Jika darah tidak menggumpal,
kemungkinan orang tersebut memiliki golongan darah B atau O. Apabila diuji
dengan serum aglutinin B terjadi penggumpalan, kemungkinan orang tersebut
memiliki golongan darah B atau AB. Akan tetapi jika tidak menggumpal, maka
kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau O.
B.
Tujuan
Tujuan dari
praktikum ini adalah memenuhi tugas biologi, untuk mengetahui teknik uji
golongan darah, untuk mengetahui teknik mengukur tekanan darah, mengukur
tekanan darah manusia, untuk menentukan golongan darah, dan Dapat membedakan
golongan darah A, B, AB, dan O
BAB II
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Kamis 10 April 2014 pada jam pelajaran ke 3-4 pukul 07.00 - 08.30 WIB di
Laboratorium Biology SMA N 1 Kebumen.
B. Alat dan Bahan
Ø
1.
Jarum penusuk
2.
Tissue
3.
Alkohol
4.
Anti serum A dan B
5.
kamera
6.
lembar kerja
7.
bolt poin
8.
sampel darah tiap peserta
9.
kertas penggolongan darah
Ø
C. Cara Kerja
Ø Menentukan
golongan darah
1. Basahi kapas
dengan alcohol 70%, kemudian usapkan ke jari tengah.
2. Tusuklah
jari tengah dengan jarum yang sudah disterilkan.
3. Teteskan 1
tetes darah ke kertas penggolongan darah dan tempatkan di serum anti-A dan
serum antI-B
4. teteskan anti serum A dan B berdasarkan tempatnya di kertas penggolongan
darah
5. Aduklah ,asing masing tetes tersebut dengan tusuk gigi yang berlainan.
6. Amatilah yang terjadi pada masig masing tiap tetes yang ada padakertas
penggolongan darah.
7. Untuk mencari golongan darah, gunakan ketentuan sebagai berikut.
No.
|
Perlakuan
|
Hasil perlakuan
|
1
|
Ditetesi antiserum A
|
Jika darah
menggumpal, maka mempunyai golongan darah A
|
2
|
Ditetesi
antiserum B
|
Jika darah
menggumpal, maka mempunyai golongan darah B
|
3
|
Ditetesi
antiserum A dan B
|
Jika darah
menggumpal, maka mempunyai golongan darah AB
|
4
|
Ditetesi
antiserum A dan B
|
Jika darah
tidak menggumpal, maka mempunyai golongan darah O
|
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Ø Golongan darah
No.
|
Nama
|
Golongan Darah
|
1
|
Ali
Musthofa
|
O
|
2
|
Ika Nur
Masudiyah
|
O
|
3
|
Iik
Nurliatun Nikmah
|
O
|
4
|
Isniar
Putri Malyani
|
AB
|
5
|
Ima Rotul
Umah
|
AB
|
6
|
Wakhusnul
|
O
|
|
IKA NUR M
|
WAKHUSNUL
|
ALI M
|
IMAROTUL U
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
IIK NURLIYATUN
|
ISNIAR PUTRI M
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Analisis data dan hasil pengamatan
- Golongan darah = 0 anak
Golongan
darah B = 0 anak
Golongan
darah AB = 2 anak
Golongan
darah O = 4 anak
- Proses penentuan golongan darah manusia :
- Jika setelah
ditetesi antiserum A jika darah menggumpal, maka mempunyai golongan darah A.
-
Jika setelah ditetesi antiserum B jika darah
menggumpal, maka mempunyai golongan darah B.
-
Jika setelah ditetesi antiserum A dan B jika darah
menggumpal, maka mempunyai golongan darah AB.
-
Jika setelah ditetesi antiserum A dan B jika darah
tidak menggumpal, maka mempunyai golongan darah O.
3. Fungsi serum anti A dan anti B
untuk membuat sel sel darah peka terhadap aglutinasi untuk menentukan golongan
darah dalam penentuan golongan darah.
Pada
percobaan dilakukan untuk mengetahui golongan darah. Yang dilakukan pertama
kali adalah menyiapkan objek glass yang sudah ditetesi alcohol agar tidak
terkontaminasi sebagai tempat untuk meletakkan objek yang akan diamati. Darah
yang akan diamati didapat melalui melukai ujung jari tangan menggunakan jarum.
Kemudian, teteskan darah di dua tempat pada objek glass. Dengan meneteskan anti
serum A pada satu tempat dan anti serum B pada tempat yang lain, kita dapat
mengetahui golongan darah melalui ada tidaknya aglutinasi (penggumpalan).
Proses penentuan golongan darah manusia degan sistem ABO :
-
Jika setelah ditetesi antiserum A jika darah
menggumpal tetapi tidak menggumpal ketika ditetesi antiserum B, maka mempunyai
golongan darah A.
-
Jika setelah ditetesi antiserum B jika darah
menggumpal tetapi tidak menggumpal ketika ditetesi antiserum A, maka mempunyai
golongan darah B.
-
Jika setelah ditetesi antiserum A dan B jika darah
menggumpal, maka mempunyai golongan darah AB.
-
Jika setelah ditetesi antiserum A dan B jika darah
tidak menggumpal, maka mempunyai golongan darah O.
BAB
IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Golongan darah
1. Golongan darah berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya dibagi menjadi 4 bagian yaitu golongan darah A, B,
AB, dan O
2. Jika setelah ditetesi antiserum A jika darah menggumpal, maka mempunyai
golongan darah A.
3. Jika setelah ditetesi antiserum B jika darah menggumpal, maka mempunyai
golongan darah B.
4. Jika setelah ditetesi antiserum A dan B jika darah menggumpal, maka
mempunyai golongan darah AB.
5. Jika setelah ditetesi antiserum A dan B jika darah tidak menggumpal, maka
mempunyai golongan darah O.
DAFTAR
PUSTAKA
Kimball, J.
W. 1999. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta
Prawirohartono,
Slamet. 1995. Sains Biologi. Bumi Aksara. Jakarta
Priadi, Arif. 2009. Biologi SMA XI. Yudhistira.
Bogor.
Solomon, et.
al. 1993. Biology. Savders-Collage Publishing: Fort wort.
No comments:
Post a Comment